Lihat ke Halaman Asli

Jubah Hitam Seorang Janda (4)

Diperbarui: 23 November 2021   13:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Rabina membawa Maryam ke kantornya. Dia mempersilakan tamu yang juga teman satu kampung halamannya duduk di kursi yang berada di sisi jendela.

Dua cangkir teh terhidang di meja kayu dilapisi taplak meja hasil rajutannya dengan anak-anak remaja Panti. Sejak duduk di kursi itu, tatapan Maryam tak beralih dari gadis kecil berbaju orange motif bunga-bunga yang sedang bermain dengan anak-anak Panti lainnya.

"Maryam," Rabina mencoba memanggil perempuan di depannya. Tak ada sahutan.

"Maryam," kali ini suara Rabina lebih kencang dari sebelumnya.

Tatapan perempuan itu seketika beralih padanya. "Ya?"

Rabina mengerti ada yang tengah dipikirkan perempuan itu.

"Maafkan aku, Na," Maryam mengucapkannya sambil memandang ke luar jendela.

"Tidak apa-apa. Jadi, Kamu tertarik pada gadis kecil itu?" Rabina bertanya hati-hati.

Maryam meraih cangkir tehnya, menyesapnya sedikit. Pandangannya kembali terarah ke luar jendela.

"Ya. Aku ingin tahu lebih banyak tentang gadis kecil itu."

Rabina menyilangkan sebelah kakinya. "Namanya Mentari. Kami menemukannya ketika sedang berbelanja ke pasar. Dia tidur di emperan toko. Saat kutanya, dia sama sekali tak menjawab. Tapi ketika aku mengajaknya ke Panti, gadis kecil itu tak menolak. Aku pernah membawanya ke dokter untuk diperiksa."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline