Lihat ke Halaman Asli

Sari Widya Astutik

Mahasiswa Ilmu Ekonomi Syariah IPB University

Kenapa Pertumbuhan Ekonomi Tinggi Belum Tentu Rakyat Sejahtera? Solusi Masalah Ketimpangan dalam Islam

Diperbarui: 11 Maret 2024   22:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Bagaimana siih cara kita mengetahui pertumbuhan ekonomi suatu negara dan pengaruhnya terhadap angka kemiskinan??

Menghitung pertumbuhan ekonomi suatu negara biasanya menggunakan pertumbuhan nilai PDB (Produk Domestik Bruto) atau biasa disebut GDP (Gross Domestic Product). GDP menghitung total barang atau jasa yang dihasilkan suatu negara dengan satuan mata uang negara tersebut yang menggunakan harga pada saat tahun dasar.  Misalnya, Negara Indonesia yang menggunakan mata uang rupiah, maka perhitungan GDP dihitung dengan menaksir nilai segala barang dan jasa yang dihasilkan dalam Negara Indonesia dengan harga rupiah tahun 2010 (biasanya diperbaharui 10 tahun sekali, tetapi pada tahun 2020 terjadi gejolak ekonomi sehingga harga tahun dasar yang digunakan masih tahun 2010). 

Idealnya, apabila suatu negara ekonominya bertumbuh maka angka kemiskinan penduduknya pun akan berkurang. Bagaimana dengan Indonesia? Mari kita lihat pertumbuhan ekonomi indonesia dan angka kemiskinan Indonesia 5 tahun terakhir.

GDP Indonesia dengan harga tahun dasar 2010 5 tahun terakhir adalah sebagai berikut:

  • Pada tahun 2019 senilai 11.583,32 triliun 
  • Pada tahun 2020 senilai 11.143,97 triliun
  • Pada tahun 2021 senilai 11.891,34 triliun
  • Pada tahun 2022 senilai 12,851,58 triliun
  • Pada tahun 2023 senilai 12.316,27 triliun 

Jika dilihat dari data GDP tersebut terlihat bahwa nilai GDP cenderung naik kecuali pada tahun 2020 karena pandemi Covid-19. Kenaikan GDP ini apakah sejalan dengan berkurangnya angka kemiskinan? Kita bisa lihat di data angka kemiskinan 5 tahun terakhir berikut ini

  •  Pada tahun 2019 sejumlah 25,14 juta 

  • Pada tahun 2020 sejumlah 26,42 juta

  • Pada tahun 2021 sejumlah 26,5 juta

  • Pada tahun 2022 sejumlah 26,5 juta

  • Pada tahun 2023 sejumlah 25,9 juta

Dilihat dari data GDP dan jumlah penduduk miskin Indonesia selama 5 tahun terakhir tersebut dapat dilihat bahwa naik turunnya GDP tidak selalu diikuti turun naiknya angka kemiskinan di Indonesia. Hal ini dikarenakan GDP hanya melihat jumlah nilai barang dan jasa yang diproduksi dalam suatu negara, tidak mencerminkan persebarannya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline