Lihat ke Halaman Asli

Erni Lubis

TERVERIFIKASI

Pengajar dan pembelar

Menyikapi Pelaku Pembunuhan (NF), Belajar dari Kasus Mary Bell

Diperbarui: 11 Maret 2020   22:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Anak kehilangan kasih sayang orang tua. Sumber: wowmenariknya.com

Anak-anak itu membutuhkan model-model, bukan kritik-kritik.

Siapalah yang tidak kaget, gumun, bertanya-tanya, bahkan tak habis pikir, ketika seorang remaja berusia 15 tahun membunuh seorang balita berusia 5 tahun. Bukan hanya rakyat awam, bahkan presiden pun pasti terkejut, miris, tragis, dan mengerikan.

NF, remaja yang dikenal pendiam, cerdas, jago gambar, pintar berbahasa inggris, dan pernah ikut karate itu telah membunuh APA, tetangga sekaligus teman main adiknya.

Gambar NF. Sumber: Pikiran-Rakyat.com

APA diajak ke kamar mandi, disuruh mengambil mainan di bak kamar mandi, ditenggelamkan, lalu dicolok lehernya. Mayatnya disimpan di dalam lemari NF.

Selepas membunuh APA, NF membuat status di facebooknya.

sumber: indozone.id

Temannya, Noven Anggara mengira bahwa itu cuma bohongan, ternyata beneran.

sumber: virenial.com

Saat orangtua dan para warga mencari APA ke rumah NF, NF pun tak bicara apa-apa, tampak tenang, dan tak menunjukkan sikap mencurigakan.

Keesokan harinya saat ia ke kantor polisi pun masih sempat update status.

sumber: indozone.id

indozone.id

Tampak sekali bahwa ia tidak takut. Kepada polisi ia mengaku melakukan aksi pembunuhan tersebut karena terinspirasi film horor Slenderman. Bahkan ia pun telah mengetahui apa yang akan terjadi kepadanya setelah ia melaporkan diri kepada polisi.

Sumber: HiTekno.com

Ya, dia telah mengetahui akibat dari tindakannya adalah penjara atau rehabilitasi.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline