Lihat ke Halaman Asli

Sari Effendi

Blogger, Pengajar Fisika, Ibu Rumah Tangguh

Bikin Konten Sustainability bersama IndiHome

Diperbarui: 6 Mei 2023   22:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Image : canva

Gimana rasanya kalau aktivitas bikin konten terlambat karena sinyal? Hal itulah yang sempat aku alami saat awal kepindahanku ke desa.

Bulan Januari lalu, ketika anakku akan memasuki semester kedua sekolahnya , kami memutuskan pindah menyusul suami  tinggal di sebuah desa di Kabupaten Banjarnegara. Awalnya saya sebel banget, sudah ngebayangin bakalan mati gaya seperti  tahun yang sudah-sudah ketika mudik kampung halaman suami. Sinyal provider internet menjadi salah satu alasan kenapa saya sebenarnya enggan tinggal di desa. 

Pekerjaan sebagai seorang blogger  tentunya membutuhkan jaringan internet yang memadai. Sementara, mobile modem yang saya miliki, sinyalnya kurang begitu bagus di tempat itu. Terkadang saat benar-benar dibutuhkan, sinyal tiba-tiba menghilang dan ini yang terkadang bikin saya sambat. Sinyal yang lemah dan hilang timbul  membuat beberapa pekerjaan atau aktivitas webinar yang saya ikuti acapkali putus di tengah sesi. 

Saya membujuk suami untuk pasang wifi di rumah. Kamipun melakukan survey ke beberapa penyedia layanan internet yang ada di Banjarnegara. Kami menghubungi pihak Telkom Indonesia. Setelah petugas melakukan survey lokasi, akhirnya IndiHome terpasang di rumah kami.

Wishlist pasang wifi demi melancarkan pekerjaan di rumah terwujud juga tahun ini. Saya makin mantap untuk merencanakan dan membuat konten untuk blog saya yang  berniche sains dan lingkungan yang sempat mangkrak dua tahun semenjak domain itu dibeli. 

Indihome Ngebantu Banget Browsing Ide Konten Tentang Sustainability

Topik sains dan lingkungan memang sengaja saya pilih. Dua topik ini cukup saya kuasai sebagai pengajar fisika. Saya juga mengumpulkan dan mencatat setiap pertanyaan siswa dengan harapan bisa saya tulis di blog kedepannya.

Untunglah dengan Internet yang  memadai, saya bisa mengakses lebih banyak konten dan juga memproduksi konten. Isu soal sains dan lingkungan ini menarik dikaji, terlebih isu ini masuk dalam poin penting SDGs di tahun 2030 nanti.

Pada tahun 2015, para pemimpin dunia yang  tergabung dalam PBB mengesahkan agenda yang dikenal dengan nama SDGs ( Sustainable Development Goals) sebagai kesepakatan untuk pembangunan berkelanjutan yang berisi 17 tujuan, mulai dari mengakhiri kemiskinan, kelaparan,  gender, hingga aksi terkait perubahan iklim dan dampaknya. Ngeri banget kalau ngebayangin kenaikan suhu global bumi naiknya menjadi lebih cepat. 

Tahun 2022 menjadi tahun terpanas kelima, dimana suhunya 1,11 derajat Celsius lebih hangat ketimbang akhir abad ke-19. Apa jadinya jika kekhawatiran para ilmuwan tentang kenaikan suhu global ini nanti akan lebih cepat lajunya? Efeknya macam-macam , kalau tidak segera ditangani tentu akan memperparah  kekeringan, kebakaran hutan, mencairnya es di kutub, curah hujan yang cukup tinggi, naiknya permukaan laut yang  telah terjadi. Akibat jangka panjangnya tentu berdampak pada ekosistem darat dan perairan yang berpengaruh pada ketersediaan bahan pangan, ekosistem perairan hingga naiknya air laut.

Meski belum sepenuhnya menerapkan gaya hidup yang ramah lingkungan, saya ingin ikut berperan dalam mewujudkan harapan soal perubahan iklim melalui konten yang saya buat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline