Lihat ke Halaman Asli

Arisan Sapi, Tradisi Lokal Mewujudkan Swasembada Daging

Diperbarui: 12 April 2023   10:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi daging sengkel. (sumber: Shutterstock/Mironov Vladimir via kompas.com)

Hari Raya Idul Fitri tinggal hitungan pekan. Harga sejumlah bahan pokok masih terpantau tinggi, salah satunya daging sapi.

Menurut data dari sp2kp.kemendag.go.id (10/4) harga daging sapi di wilayah DKI Jakarta mencapai Rp143.000, naik dari sebelumnya rata-rata diangka Rp140.000 di awal bulan Ramadhan. 

Kenaikan harga ini diprediksi akan terus meningkat menjelang hari raya Idul Fitri, seiring peningkatan permintaan.

Di sisi lain, pemerintah telah mengimpor 200 ribu ton daging sapi dan kerbau beku untuk menjaga ketersediaan di dua momen besar, yaitu bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri.

Kondisi ini menunjukkan bahwa ternyata impor tidak menjadi solusi menjaga stabilitas harga. Harga daging sapi terus merangkak naik.

Saat konsumsi per kapita daging di Indonesia masih sangat rendah, 2,2 kg per tahun dibawah rata-rata konsumsi dunia 6,4 kg per kapita per tahun.

Hal ini tentu masih menjadikan daging sapi sebagai bahan pangan mewah dengan harga fantastis yang semakin sulit dijangkau masyarakat menengah bawah. 

Upaya untuk mewujudkan swasembada daging maupun protein hewani nampaknya masih menjadi mimpi dan perlu kerja ekstra.

Sedangkan fakta di lapangan, masih banyak ditemui peternak kesulitas menjual sapi-sapinya bahkan di momen-momen hari besar dan menjualnya saat butuh biaya dengan harga rendah, yang tentu tidak sesuai dengan biaya pemeliharaan.

Arisan Daging Sapi

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline