Akhir pekan ini saya berkesempatan pulang kampung untuk menghadiri acara keluarga. Sebagai mahasiswa perantau, biasanya pulang kampung hanya satu tahun sekali saat lebaran.
Selagi pulang, saya sempatkan untuk keliling-keliling desa, melihat banyaknya perkembangan mulai dari area persawahan yang mulai dibangun tol sampai ke gang-gang sempit yang sudah jarang ditemui jalan-jalan rusak karena semua sudah bersapal.
Saat jalan-jalan, saya menemukan peternakan ayam di tengah pemukiman cukup padat penduduk. Kapasitasnya lumayan walaupun tidak banyak, mungkin sekitar 500 ekor.
Kebetulan di desa saya tinggal bukan daerah sentra peternakan. Ada paling dua atau tiga kandang ayam, namun letaknya dipinggiran sawah jauh dari pemukiman penduduk.
Hal menarik dari peternakan ayam yang saya temui ini adalah kandangnya bukan kandang permanen, dipelihara di bekas rumah yang sudah tidak ditempati, namun terlihat masih sangat kokoh.
umen Pribadi
Rumah kuno model joglo, dimana ayamnya dipelihara di rumah bagian depan dan sebagian ruang tengah dengan diberi sekat tenda terpal agar ayam tidak keluar.
Luasnya mungkin sekitar 4 x 8 meter. Ayam yang dipelihara adalah jenis ayam lokal KUB. Saat berbincang dengan peternak yang kebetulan saat itu sedang memberi pakan, ternyata ayam-ayam tersebut bukanlah milik individu, namun bantuan dari partai.
k Pribadi
Dikelolapun bukan oleh kelompok, hanya masyarakat yang bersedia mengelola. Pemeliharaanpun rupanya masih cukup baru, baru sekitar 2 bulan, jadi belum pernah panen.
Kondisi seperti ini sudah cukup banyak ditemukan di desa-desa. Jenis-jenis kemitraan ataupun investasi atas nama perorangan ataupun instansi untuk peternakan di desa, sudah ada sejak jaman dulu. Biasanya dikenal dengan sistem gaduhan ataupun bagi hasil, untuk ternak-tenak besar seperti sapi, pun juga kambing-domba. Namun seiring kemudahan akses dan jaringan, kemitraan dengan peternak semakin mudah dilakukan dan tak jarang dengan nominal investasi yang cukup fantastis. Hal ini tentunya sangat menguntungkan dan memberi kesempatan bagi peternak yang terkendala modal untuk mengembangkan skala usahanya.