Beberapa hari yang lalu penghuni baru di kompleks kami mengadakan syukuran dalam rangka pernikahannya. Sebagai penghuni baru ia mengundang warga kompleks sekaligus untuk memperkenalkan diri dan keluarga barunya. Membuka silaturahmi dengan lingkungan baru.
Kami pun mendapat undangan. Namun kami memutuskan untuk tidak menghadiri acara syukuran karena masih takut dan masih menghindari keramaian. Untuk belanja saja selalu mengusahakan waktu masih sepi pengunjung.
Jadilah acara syukuran dilaksanakan. Dan seperti acara syukuran pada umumnya, selalu ada acara dangdutan. Asekk. Dapat keributan di pagi hari. Pagi-pagi sudah ribut, suara musik yang menggema ke seluruh penjuru.
Sebenarnya hati ini tergoda, belum lagi saat lagu yang dinyanyikan adalah lagu yang saya tahu dan bisa menyanyikannya. Saya pun ikutan nyanyi dari rumah. Apalagi saat tamu undangan yang diminta bernyanyi malah tidak karuan menyanyi. Ingin rasanya tarik microphone-nya dan langsung ganti saya yang menyanyi.
Tamu undangan berdatangan entah dari mana. Sesak dan duduk tanpa social distancing membuat kami semakin yakin untuk tidak menghadiri. Ngeri-ngeri sedap ini. Ngeri dengan suasananya, tapi sedap dengan musiknya.
Lalu pertanyaannya, sudah bolehkah menyelenggarakan hajatan di situasi seperti ini?
Saya tak tahu apakah acara syukuran ini memang sudah mendapat izin atau dilaksanakan tanpa izin. Dugaan saya tanpa izin. Apalagi dilaksanakan di dalam kompleks dengan pengamanan ketat dan tersembunyi dari warga luar. Bisa jadi tidak terpantau pemerintah setempat.
Yang pasti, hingga acara berakhir tak ada aparat berwenang yang menghentikan acara.
Saya jadi teringat dua kisah dangdutan yang lagi hangat. Dangdutan di Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet dan konser dangdut Rhoma Irama dan kawan-kawan dalam hajatan sunatan di Bogor.
Dangdutan Wisma Atlet
Rumah Sakit (RS) Darurat Covid-19 Wisma Atlet merupakan RS yang dikhususkan untuk mengisolasi dan merawat pasien Covid-19. Sebagai pusat penanganan pasien Covid-19 di Indonesia, RS ini tentu menjadi zona paling rentan dalam penularan Covid-19.