Beberapa tahun ke belakang, meski belum bisa dibilang tren baru, beberapa artis yang usianya sudah tidak muda hamil kembali dan melahirkan anaknya yang nomor kesekian. Sebut saja beberapa nama artis yang-saya ikuti di medsos-hamil kemudian melahirkan di usia mendekati dan bahkan, lebih dari 40 tahun, yaitu Mona Ratuliu, Nola AB3, Siti Nurhaliza, dan yang terbaru, Annisa Trihapsari.
Berhubung saya pun akan segera sampai di usia tersebut beberapa bulan lagi, InsyaAllah, maka jadi terpikir untuk menelaah bagaimana keadaan menghadapi kehamilan di usia tersebut. Bukan karena alasan ingin hamil lagi, loh! Hanya rasa penasaran yang tinggi membuat saya kepo bagaimana sebenarnya risiko dan kondisi kehamilan sehat di usia 40 tahun tersebut.
Kebetulan, hari Kamis, 2 Juni 2022 lalu, saya menyimak sebuah webminar Zoom mengenai kehamilan sehat dengan narasumber Agus Jatmika Soegiarto, pemilik 15 cabang Klinik Kehamilan Sehat yang berpusat di Kota Jakarta.
Agus Jatmika bercerita bahwa banyak juga pasien datang ke kliniknya dalam kondisi ibu hamil berusia di atas 40 tahun. Hamil di usia tersebut sudah bisa dipastikan punya risiko yang lebih tinggi (dibaca risiko tinggi atau risti).
Saya pun jadi teringat saat hamil dulu. Saat hamil anak pertama pada usia masih di bawah 30 tahun, saya rasa kondisi lebih fit daripada ketika hamil anak kedua di usia 30 tahun. Makin terasa lebih berat ketika hamil anak ketiga pada usia di atas 30 tahun. Jadi, saya bisa rasakan semua jenjang usia ibu hamil.
Sebelum bicara lebih jauh tentang bagaimana kehamilan sehat di usia 40 tahun, saya mengutip ucapan Agus Jatmika, "Literasi Kehamilan Sehat ibu hamil Indonesia masih kurang."
Kutipan itulah yang membuat saya makin tertarik untuk menyimak lebih jauh.
Menurut Agus Jatmika, pengetahuan ibu hamil mengenai Kehamilan Sehat itu masih rendah, terutama bagi ibu yang hamil anak pertama.
Sebagai contoh tingginya kasus stunting di Indonesia. Mungkin selama ini, Anda sama seperti saya. Rasanya kok, tidak mungkin seorang ibu hamil dari pasangan yang mapan finansial mengalami stunting. Namun, kita sama-sama salah. Kasus stunting tak ada hubungan dengan kemampuan finansial pasangan, tetapi bagaimana pengetahuan mengenai gizi ibu hamil yang masih rendah.
Ibu hamil sangat butuh asupan serat, asam folat, protein, dan gizi lainnya. Akan tetapi, kebanyakan ibu hamil mengonsumsi karbohidrat. Akibatnya, badan ibu hamil yang makin besar, tetapi belum tentu si bayi di dalam sana sejahtera.