Lihat ke Halaman Asli

Sari Agustia

IRT, Penulis lepas

Ibu Pendukung Kreasi

Diperbarui: 23 Agustus 2017   23:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ibu asisten pertukangan, sekolah TK Aachen / dokumentasi pribadi

Sudah sejak masuk sekolah taman kanak-kanak (TK), ibu diperkenalkan dengan aktifitas keterampilan tangan. Yang paling sederhananya mewarnai gambar dengan menggunakan pensil warna atau krayon. Sedikit naik tingkat, mulailah ibu boleh pegang gunting dan melipat kertas. Sejalan dengan waktu, sayangnya aktifitas kreatif semacam ini malah ditinggalkan, berganti dengan kegiatan hura-hura ala anak baru gede.

Namun kemudian sekitar 4 tahun lalu, ketika mas mulai masuk TK, akhirnya naluri berkreasi lewat seni kembali bangkit. Di sekolah anak-anak selalu dirangsang untuk berkreasi membuat sesuatu. Pernah juga momen kreasi itu menyertakan orang tuanya. 

Tertular dari kebiasaan itu, kala santai di rumah pun menjadi bagian untuk menjelajah dan mengasah kemampuan otak kanan mas. Cara paling sederhana adalah lewat permainan warna. Salah satu yang ibu pilih waktu itu dengan menggunakan cat air. Ibu memilih cat air dengan warna dasar yang mudah dibersihkan jika terkena tangan, lantai atau perkakas lain.

Semakin tambah usia, ibu perhatikan mas makin kreatif dengan seni. Salah satunya adalah menggambar. Untaian penanya mulai memperlihatkan bentuk yang bisa dimengerti. Dia pun bisa duduk diam tenang kala mengerjakan gambarnya tersebut. Setelah selesai, dia pun dengan bangga menempelkan gambar-gambarnya di dinding layaknya sebuah wall of fame miliknya.

Tidak puas hanya dengan menggambar. Tugas sekolah kala itu pun mendukung mas untuk kreatif mengerjakan tugas. Setiap semester, paling tidak ada 1 tugas membuat prakarya berupa reka bentuk sesuai dengan tema pembelajaran. Untuk tugas kali ini tentunya dia belum bisa mengerjakan semuanya sendiri. Spirit #Art4All akhirnya timbul dalam diri ibu. Dituangkan dalam bentuk apa spirit tadi? Apa membantu membuatkan tugasnya hingga selesai?

Tentu tidak!

Ibu berperan dengan menggumpulkan bahan-bahan dari sampah untuk bahan baku berkarya. Bekas rol tisu toilet, botol dan tutup botol air mineral, kardus bekas belanja online, kaleng bekas makanan kecil sampai kertas mika bekas penutup dus mainan ibu kumpulkan. Bukan main banyaknya sehingga ketika membuka lemari isinya bisa tumpah keluar. Mas pun menghargai setiap barang yang sudah terkumpul. Dia memanfaatkan setiap bendanya membuat sesuatu di kala santai. Tak jarang kemudian mas akan berkreasi membentuk mainan atau kreasi lain yang kadang tak jelas bentuknya. Tapi seperti kata tokoh kartun Barney di lagunya, 

" ... There is no right or wrong in art."

Dengan kata lain, bagaimana dapat dimengerti atau tidak, sebuah karya patut diberikan apreasiasi positif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline