Lihat ke Halaman Asli

Sari Azis

Penulis

(Cerpen) Jujur, Membunuhmu Adalah Karya Seni

Diperbarui: 10 Februari 2016   09:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Malam jahanam awal 2016.

Seorang satpam menemukan mayat di samping got dekat pabrik ikan kaleng yang di jaganya. Saking kagetnya satpam yang sedang patroli itu menjerit sekuatnya. Tak berapa lama rekan-rekannya sesama satpam berlari mendekat menembus pekat malam. Berempat menghampiri rekan yang terpaku di depan mayat berbau anyir.

Sejam kemudian.

"Selama puluhan tahun menjadi polisi, baru kali ini saya melihat korban pembunuhan diperlakukan seperti ini." geleng Kombes Arono, menutup mjulut hidung dengan sapu tangan.

"Bagi pembunuhnya ini karya seni tinggi."

"Apakah dia seorang seniman?"

"Seniman pembunuh."

"Lihat! Bagian perut korban diiris menyerupai bunga."

"Apakah dia pelukis?"

"Bukan. Pembunuhnya seseorang yang mencintai sekaligus membenci korban. Lihat tusukan di dada itu tercacah dagingnya sampai terburai begitu. Jantungnya dibawa kabur."

Psikopat mana yang berdarah dingin membunuh pengusaha muda berwajah tampan yang katanya akan menikah bulan depan? Kombes Arono bergidik. Nyaris muntah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline