Lihat ke Halaman Asli

Sari Aryanto

fiksi diksi kopi, tiga hal yang membuatku lebih hidup

[KSA] Elegi Mutiara Tak Diharap

Diperbarui: 13 Juli 2019   12:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber: inovasee.com

Kau hanya pasrah saat satu persatu tubuhmu terenggut jari keriput milik Dhian.

"Gusti, bocah ini main kemana sih?" gerutu perempuan bergamis ungu tanpa gincu dan celana biru.

"Heeeeh, heeeeh, ndas siji kok isine lingsa kabeh!" gerutu Dhian seraya mengetok kepala Memey.

Jari tangan penuh dengan cincin pemberian Dahlina itu, menekan tubuhmu dengan gemas.  Menggilas di antara kedua kuku berkutek emas, gemas.

"Apa salahku?" tanyamu pilu.

Kau memang tak bersalah. Namun, kau patut dipersalahkan atas musibah di rumah Dhian. Sepasang orang tuamu mendarat di kemeja tamu, membuat malu

Terima saja nasibmu, sebentar lagi senandung tidak merdu mengalun dari bibir perempuan itu.

"Klomenok, klomenok, mbasmi tuma sak endog- endoge!"

120719




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline