Lihat ke Halaman Asli

Sari Aryanto

fiksi diksi kopi, tiga hal yang membuatku lebih hidup

[Aashi] Masihkah Rembulan Bersinar

Diperbarui: 12 Juli 2019   21:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dalam pekat aku melukis rembulan di tanggal lima belas. Wajahnya suram dalam dingin gemelugut yang membentang memanggul luput.
"Biar aku sendiri menapak seribu jalan suci menuju Roma," pintanya dalam senyum paling pahit.

Dan aku, hanya mampu menatap nanar dengan tangan kaki terbelenggu, tanpa guna.
Rembulan patah terus senandungkan gurindam bernafas smara, membelai ragaku dengan berita ia akan tetap bersinar.

aaaaarrrggghhh!!!
Sebagai pencatat segala hitam kutulis surat pada langit. Tak adakah merpati yang sampaikan kesah ini? Agar pendar raja malam tak lagi pudar.

#poeds 1207q9




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline