Lihat ke Halaman Asli

Sari Aryanto

fiksi diksi kopi, tiga hal yang membuatku lebih hidup

Anandya dan Anindya

Diperbarui: 28 Mei 2019   21:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Kau harus berkorban, Nin!" pekik Pak Sastro pada Anin putri tunggalnya.

Bu Sastro hanya menundukkan kepala. Hatinya memberontak tapi tak mampu membantah kemauan suaminya. Anindya putrinya dipaksa menikah dengan juragan tembakau desa sebelah. Menjadi istri Juragan Aryo adalah impian semua perempuan di kecamatan ini. Namun bagi Anin dan ibunya hal itu adalah pukulan telak, tanda kemiskinan menahun mulai menggerus akal sehat.

Ibu dan anak itu hanya dapat menangis dalam hati. Seluruh cita-cita Anin luruh karena keserakahan ayahnya. Keduanya masih terdiam saat Pak Sastro melangkah pergi meninggalkan rumah.

***
Malam sudah larut, Bu Sastro mengetuk pintu kamar putrinya. Tangannya menggenggam sebuah bungkusan kecil. Anin yang membuka pintu segera didorong masuk, kemudian Bu Sastro mengunci pintu di belakangnya.

"Kamu harus pergi!" perintah Bu Sastro tegas.

Anin yang belum sadar sepenuhnya terhenyak. Ibu tega mengusirnya. Gadis dua puluh tahun itu meneteskan air mata, hatinya sungguh terluka.

"Apa salah Anin, Bu?"

Perempuan tua itu menyusut sudut matanya, "Kau tidak bersalah. Tapi kau harus tahu sebuah rahasia. Ayahmu tidak berhak menjadi wali nikah bagimu, kamu bukan anak kami."

Anin tersentak mendengar sesuatu yang tak pernah terlintas dalam benaknya. Dengan cepat Bu Sastro menjelaskan duduk perkaranya. Lalu menjejalkan bungkusan di tangannya ke dalam genggaman Anin.

"Besok, sebelum ayahmu bangun, kau harus sudah pergi dari sini. Temui ibu kandungmu dan minta perlindungan darinya!"

***
Memasuki kompleks perumahan sesuai alamat yang ditulis ibunya membuat Anin gamang. Beberapa lelaki menatapnya seolah dia daging mentah yang siap disantap gerombolan serigala. Setelah dua kali bertanya, akhirnya Anin bertemu dengan Desi, ibu kandungnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline