Lihat ke Halaman Asli

Sari Aryanto

fiksi diksi kopi, tiga hal yang membuatku lebih hidup

Jalan Sunyi

Diperbarui: 1 November 2016   15:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok pic lens

Semua tampak kosong, tak ada lagi kegaduhan, apalagi riuh tawa membahana seperti waktu itu. Yang tersisa hanya muram di pelupuk mata, tergambar jelas dalamnya luka yang menggores jiwa.

Berteriakpun tiada makna, tak kan berpaling kau meski sedetik. Sementara aku masih terpaku menatapi rerumputan menguning di sela sunyi. Mendendangkan lagu-lagu mengiris hati.

Lelah aku bertanya dalam hati, lewat gemerisik bayu yang mengalir lewati senja tertutup mendung. Hanya sepi yang menghantar jawab tak terucap dari bibirmu.

Payah aku mengaduh memohon cinta darimu. Biarlah, biar semua berlalu tanpa kata tanpa wasiat. Akulah sang jiwa sunyi, mati perlahan tanpa simpati.

#poeds 011116




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline