Lihat ke Halaman Asli

Sari Aryanto

fiksi diksi kopi, tiga hal yang membuatku lebih hidup

Candu Aradhea

Diperbarui: 26 Agustus 2016   11:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Membaca sebuah novel sampai berkali-kali sih sudah biasa bagiku, apalagi dari novelis kesayangan. Tapi suer deh, baru 'Aradhea' yang bikin aku selalu mikir dan dapat sesuatu yang baru. Padahal kenal penulisnya juga hanya di dunia maya. Eh sama penulis kesayanganku malah gag kenal ding.

Saat pertama membaca, masih disibukkan dengan alur maju mundur cantik tapi apiknya. Membaca yang kedua sih gegara nemenin my big girl baca novel ini. Secara tu anak suka nanya-nanya, ini kenapa? yang itu bagaimana? Nah sebagai emak yang baik(katanya) kan harus mendampingi. Pas yang kedua mulai deh fokus dengan karakter satu persatu tokoh yang diciptakan mas Rudie.

Membaca yang ketiga nih, ada dua hal yang membuat aku penasaran. Yang pertama proses bangkitnya Lina dari kematian setelah mendapat sentyhan dari Ara. Secara aku akrab dengan dunia 'keindigoan' sejak kecil jadi bertanya-tanya apakah si Lina ini punya Panca Sona ya? Entahlah, biar dijawab penulisnya saja di novel berikutnya. Tapi imajinasiku liarku jadi kemana-mana hahahaha. Ups maaf mas Rudie.

Yang kedua, di bab terakhir di halaman 204-206 yang terjadi pada pukul 01.25 iti sesaat membuat keningku berkerut sampai tuiiingggg!!! Jadi perempuan itu dia? Karakter yang sempat lupa ku cumbui. Wah, mas Rudie! Kenapa harus tiga kali baru ketemu jawabannya ya? Hmmmm bikin nyandu nih.

#poeds 260816[caption caption="Aradhea"][/caption]




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline