Lihat ke Halaman Asli

Sari Nidaul Hasanah

Mahasiswa UNPAM

Menjadi Guru yang Tangguh Ajar Anak Kebutuhan Khusus

Diperbarui: 31 Oktober 2024   00:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Menjadi Guru Tangguh Ajar Anak Berkebutuhan Khusus(https://pixabay.com/images/)

Menjadi guru yang tangguh dalam mengajar anak berkebutuhan khusus adalah tantangan yang memerlukan dedikasi, pengetahuan, dan keterampilan khusus. Berikut adalah beberapa poin penting yang dapat membantu dalam memahami peran dan strategi yang diperlukan untuk menjadi guru yang efektif bagi anak-anak dengan kebutuhan khusus.

1. Memahami Kebutuhan Khusus

Definisi Kebutuhan Khusus: Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang memiliki kebutuhan pendidikan yang berbeda dari anak pada umumnya, baik karena keterbatasan fisik, intelektual, emosional, atau perkembangan.

Jenis Kebutuhan Khusus:
A. Autisme adalah Autisme, atau yang dikenal sebagai Gangguan Spektrum Autisme (Autism Spectrum Disorder - ASD), adalah kelainan perkembangan saraf yang mempengaruhi perilaku, komunikasi, dan interaksi sosial seseorang. Gejala autisme biasanya terlihat pada masa kanak-kanak, sering kali sebelum usia 3 tahun.

B. Disleksia adalah gangguan belajar yang mempengaruhi kemampuan seseorang dalam membaca, menulis, dan mengeja. Meskipun individu dengan disleksia memiliki kecerdasan yang normal atau bahkan di atas rata-rata, mereka mengalami kesulitan khusus dalam memproses bahasa tertulis. Disleksia bukan disebabkan oleh kurangnya pendidikan atau kecerdasan, melainkan berkaitan dengan cara otak memproses informasi.

Ciri-ciri Disleksia
Kesulitan Membaca: Anak dengan disleksia sering kali mengalami kesulitan dalam mengenali kata-kata, membaca dengan lancar, atau memahami apa yang mereka baca.
Kesulitan Mengeja: Mereka mungkin kesulitan dalam mengeja kata-kata dengan benar, sering kali mengubah urutan huruf atau menghilangkan huruf.
Kesulitan Menulis: Anak-anak dengan disleksia mungkin mengalami kesulitan dalam menulis dengan jelas, dan tulisan tangan mereka bisa jadi sulit dibaca.
Kesulitan dalam Mengingat Informasi: Mereka mungkin kesulitan mengingat urutan huruf, angka, atau instruksi yang diberikan secara lisan.

C. ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder)Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) adalah gangguan perkembangan yang ditandai oleh gejala ketidakmampuan untuk memusatkan perhatian, hiperaktivitas, dan perilaku impulsif. Gangguan ini dapat mempengaruhi fungsi sehari-hari, termasuk hubungan sosial dan kinerja di sekolah atau tempat kerja. Meskipun ADHD sering dikenali pada anak-anak dan remaja, banyak orang dewasa juga mengalami kondisi ini.

Ciri-ciri ADHD
Gejala ADHD dapat dibagi menjadi tiga kategori utama:
Inattention (Ketidakperhatian):
Kesulitan dalam menyelesaikan tugas atau mengikuti instruksi.
Mudah terganggu oleh rangsangan eksternal.
Kesulitan dalam mengorganisir tugas dan aktivitas.
Hyperactivity (Hiperaktivitas):
Selalu bergerak atau tidak bisa diam, bahkan dalam situasi yang tidak sesuai.
Sering berbicara berlebihan atau mengganggu orang lain.
Impulsivity (Impulsif):
Bertindak tanpa berpikir terlebih dahulu.
Kesulitan menunggu giliran atau menghormati batasan sosial.
Tipe-tipe ADHDD. Keterlambatan perkembangan adalah kondisi di mana seorang anak tidak mencapai tonggak perkembangan tertentu pada waktu yang diharapkan. Ini dapat mempengaruhi berbagai aspek perkembangan, termasuk keterampilan motorik, bahasa, sosial, dan kognitif. Keterlambatan ini bisa bersifat sementara atau permanen, tergantung pada penyebab dan intervensi yang diterima.

D. Keterlambatan perkembangan adalah kondisi di mana seorang anak tidak mencapai tonggak perkembangan tertentu pada waktu yang diharapkan. Ini dapat mempengaruhi berbagai aspek perkembangan, termasuk keterampilan motorik, bahasa, sosial, dan kognitif. Keterlambatan ini bisa bersifat sementara atau permanen, tergantung pada penyebab dan intervensi yang diterima.

E. Gangguan belajar adalah kondisi yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk belajar dengan cara yang biasa, meskipun mereka memiliki kecerdasan yang normal atau bahkan di atas rata-rata. Selain disleksia dan Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD), ada beberapa jenis gangguan belajar lainnya yang perlu diperhatikan. Berikut adalah beberapa di antaranya:

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline