Lihat ke Halaman Asli

Karam

Diperbarui: 14 Mei 2019   19:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Setelah apa yang dikerjakan
Selalu bertepi pada pulau tak berpenghuni
Padahal pelayaran ber awak ribuan
Yang menaruh harapan diatas geladak dan dayung-dayung kapal.
Kemudian pelayaran tak berhenti
Siang berganti malam
Malam mengitari ubun-ubun yang bingung
Pagi melahirkan energi
Siang terkulai terkapar lemas
Apa mesti pelayaran ini kembali atau boleh dikaramkan saja kapal ini
Pelayaran tetap berlanjut
Atas tekad bulat
Tanpa slogan meriah yang pincang
Melainkan cinta merekah seumpama bunga vijaya.

Kapal bertepi dipulau tak berpenghuni
Aku menatap geladak
Aku sendiri!
Kemudian Kemenangan apa yang mesti dirayakan tanpa kerabat.
Kesunyian ini nyata bebalnya
Tak ada yang tersisa,
Padahal bahagia selalu bertumpu pada kebersamaan.

Inikah habis tenggelam karam.

Kini aku sendiri ditungku kesunyian paling binal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline