Lihat ke Halaman Asli

Tidak Bermoral, Kalau Jero Wacik Menerima Dilantik Sebagai Anggota DPR

Diperbarui: 18 Juni 2015   01:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1410142765934149943

Tidak Bermoral, Kalau Jero Wacik Menerima Dilantik Sebagai Anggota DPR

.

.

[caption id="attachment_322774" align="aligncenter" width="448" caption="JERO WACIK ORANG BALI. Images:tempo"][/caption]

.

Sesuai peraturan KPU dan Undang-Undang Pemilu, KPU tetap akan melantik Jero Wacik sebagai Anggota Dewan Perwakilan Rakyat periode 2014-2019.

.

Yang jadi masalah adalah Jero Wacik ini ditetapkan tersangka korupsi 9,9 miliar oleh KPK. Pakta Integritas yang sudah ditandatangani, sampai hari ini juga ngga jelas, hanya sekedar seremonial saja. Masih lumayan Andi Malarengeng, jadi tersangka, langsung mengundurkan diri, menyiapkan diri mengikuti proses hukum, siap masuk penjara.

Jero Wacik sebagai orang Bali, yang sangat kental dengan adat budaya dan tradisi, menjunjung tinggi kejujuran, seharusnya tanpa menandatangani pakta integritas pun sudah tahu kalau jadi tersangka korupsi harus ngapain.

Waktu saya ke Bali, saya ngobrol sama orang Bali, katanya orang bali nggak suka mencuri. Kalau di Bali ada motor hilang, mereka yakin yang mencuri bukan orang Bali, paling-paling penduduk pendatang.

Peringkat terbaik untuk jasa pelayanan Bank tingkat Nasional (CS, Teller, Satpam), itu juga diraih oleh Bali. Kata para pimpinan cabang, orang Bali dikenal kasta-kasta. Sifat melayani adalah kultur salah satu kasta di Bali. Makanya para impinan Bank memilih kasta tertentu untuk menduduki posisi di Hall Banking. Ini kata isteri saya, yang kerjanya di kantor pusat sebuah Bank Nasional, yang memang kerjaannya di bagian Quality Service.

Saya punya teman orang Bali, sudah bertahun-tahun tidak jumpa. Belum lama ini berjumpa, dia memberi sebuah kain batik khas Bali. Katanya sambil mengingatkan, bertahun lalu dia pernah janji sama saya ingin memberi kain batik khas Bali. Orang Bali ingat dan memegang teguh janjinya, sekalipun untuk hal kecil dan sudah lama berlalu, sekalipun saya sudah tidak ingat.

Ini cerita teman saya di gereja. Setiap awal bulan para pelayan di gereja pakai jas seragam warna abu-abu. Teman saya ini nggak pakai, rupanya ketinggalan di losmen di Bali. Ternyata pihak losmen menelpon teman saya ini, meminta alamatnya, lalu mengirim jas nya. Orang Bali itu jujur, tidak mau mengambil barang orang lain, padahal teman saya itu sudah menganggapnya barang hilang.

Saya masih ingat ketika menghadiri Ngaben (bakar jenazah) Almarhum Ida Bagus Sudjana, 2002, mantan Menteri Pertambangan dan Energi, di pantai Sanur. Acara berlangsung siang sampai menjelang sore, ramai sekali, orang Bali dari berbagai kalangan datang memberikan penghormatan terakhir. Upacara Ngaben ini rupanya turut menyertakan banyak sekali tulang belulang jenazah penduduk Bali yang tidak sempat dibikinkan acara Ngaben, karena miskin dan tidak sanggup mengadakan acara Ngaben. Dari ngobrolan dengan penduduk setempat, saya jadi tahu Almarhum IB Sudjana ini memang kelahiran Sanur, sekalipun sudah jenderal dan jadi menteri, tetap hidup di dalam kesederhanaan, peduli pada kampung halaman, apalagi orang-orang miskin. Sampai acara ngaben pun ngajak-ngajak orang miskin.

.

.

Pak Jero Wacik, Anda ini orang Bali apa bukan ?

.

.

.

Jonatan Sara




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline