Pemandangan heroik ini saya dapatkan sepulang mengantar anak dari pergi berobat. Peristiwa terjadi pada Selasa, 30 Januari 2018, sekitar pukul 12.30 di depan teras sebuah pusat perbelanjaan Mall Panakkukang populer dengan sebutan MP Makassar. Kawasan ini memang menjadi destinasi perbelanjaan kaum beradab.
Pengusiran dilakukan pihak sekurity MP terhadap seorang bocah pedagang manisan buah kedondong yang sedang duduk di tangga keluar masuk sebuah pusat perbelanjaan terkemuka tersebut, memang tidak secara paksa, tetapi tetap saja itu sangat menyakiti perasaan orang tuanya apabila menyaksikan peristiwa luar biasa tadi.
Bocah ini disuruh pindah tempat oleh sekuriti(dokpri)
Menyaksikan aksi tersebut seketika saya kehabisan kata dan nyaris menitikan air mata. Ternyata pedagang kecil yang tidak mampu menyewa tempat serta membayar pajak harus terusir dari pusat perbelanjaan mewah itu. Sementara, saya sendiri tidak bisa membantu banyak untuk memborong semua dagangan bocah tadi.
Pasalnya sebagai Aparatur Sipil Negara memiki kemampuan terbatas. Silahkan dikritisi tulisan ini, demi kebaikan kita semua.
Pegawai kecil seperti saya ini saja harus meminjam uang tetangg untuk sekedar membeli beras, terlebih mengulurkan bantuan berupa membeli dagangannya pun berat rasanya. Keterbatasan itu karena gaji sebagai pegawai negeri terpotong kredit di bank, sedangkan anggaran belanja kian meroket dua kali lipat. Celakanya pendapatan pegawai juga merosot.
Hal yang tak kalah penting di dunia pendidikan sekarang lebih banyak bersifat komersialisasi, sehingga banyak anak-anak yang otaknya encer memilih tidak melanjutkan jenjang pendidikan lebih tinggi, mereka kalah bersaing dengan anak-anaknya pejabat berkantong tebal, lantaran orang tuanya Borjuis.
Bocah pedagang manisan (dokpri/adi)
Artinya banyak orang sukses menduduki jabatan karena banyak uang. Orang jujur berotak encer dengan penghasilan pas-pasan tiada tempat baginya.
Setelah menunggu agak lama Bus Rapid Transid (BRT) jurusan Sudiang yang kami nantipun tiba. Ketabahan bocah pedagang manisan buah kedondong itu hanya bisa saya abadikan dan berbagi cerita dalam media sosial sebagai bahan pertimbangan pembaca apabila menyaksikan sendiri kesabaran bocah penjual kedondong ini, intinya bocah itu tidak mengemis, tentu lain perlakuannya.
Andai disuruh bertukar nasib dengan anak itu belum tentu sanggup menjalani kehidupannya. Bagi penumpang BRT atau pengunjung Mall MP apabila menjumpai bocah ini tolong sisihkanlah duit kalian untuk membelinya barang sebungkus atau dua bungkus, untuk meringankan beban hidupnya mencari penghidupan.