Lihat ke Halaman Asli

Usai Cekcok, Mahmudi Bacok Calon Istri dan Buronan Polisi

Diperbarui: 27 September 2017   11:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Belum usai membahas fenomena saracennews.com ada lagi berita tak kalah menggegerakan jagad maya, kebangkitan gerakan komunis dan portal nikahsirri.com. berita miris datang dari desa Dawung Kecamatan Jogorogo Ngawi, Jawa Timur.

Pada Selasa, 26 September 2017 seorang pemuda bernama Mahmudi (30) warga Dusun Pondok, Desa Macanan, Kecamatan Jogorogo Ngawi, mengamuk di rumah calon istrinya dengan membawa parang pasca cekcok.

Amukannya itu menyebabkan calon isrinya Neny Agustin (17), lehernya kena tebas dan tewas saat setelah tiba di rumah sakit. Sumiyati (45) yang tak lain ibu korban, kakek korban Pawiro (82) dan Samiyem (45) merupakan tetangga korban tak luput kena amukan lelaki bengis ini. Inilah contoh konkrit perilaku komunis itu. Jadi untuk apa nonton film PKI, toh kesadisan itu telah banyak terjadi di depan mata kita.

Menurut beritalimacom, "pelaku datang marah-marah dan mencari Neny (calon Istri). Setelah ketemu, langsung dibacok. Ibu dan kakek serta tetangga korban yang berusaha menolong calon istrinya juga ikut dibacok."

Usai melakukan pembacokan, pelaku melarikan diri ke dalam hutan di wilayah Desa Krandegan, Kecamatan Ngrambe, dan menjadi buron Polsek Jogorogo.

Yah, sangat disayangkan sekali ulah nekat  Mudiono membacok calon istrinya sendiri. Seakan kebengisan ini menjawab kekawatiran orang nomor satu di negeri ini, bahwa komunis itu bukan untuk diperdebatkan, tapi sikap dan perilaku individunya yang harus dirubah. Tidak mudah ketika amarah sudah memuncak, hilang semua akal sehatnya. Seakan sejarah kelam itu hadir menghantui orang-orang terdekat disekitar kita sendiri.

Baru calon suami saja, sudah membacok calon istrinya, apatah lagi sudah resmi menjadi pasangan hidup, tentu pembantaianlah ditemui. Pelaku harus diproses seberat-beratnya, sebab telah menghabisi nyawa seseorang dengan sadis dan bengis, tak berprikemanusiaan.

Saya sebagai seorang anak manusia yang lama mengenyam pendidikan di Ngawi turut prihatin, dan secepatnya kegelisahan ibu sebagai orang tua yang melahirkan dan membesarkan dengan penuh kasih sayang segera mendapat keadilan. Tidak perlu main hakim sendiri ala orang bar-bar, negara kita adalah negara hukum, biarlah hukum yang menyelesaikannya.

Peristiwa inilah komunis sesungguhnya, tidak hanya duduk manis berdebat di depan sorotan kamera seolah mencari siapa benar siap salah, tanpa berbuat. Semoga pelakuknya cepat tertangkap.

27 September 2017

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline