(sumber gambar: http://berita.suaramerdeka.com)
Pemilik Warung soto Lawang Sewu ini adalah seorang Polisi berdinas di Unit Provost Sie Propam Polrestabes Semarang. Tepat di hari Jum’at, ia tidak memungut bayaran alias gratis kepada konsumen yang singgah makan di warung sotonya. Rasanya sangat mustahil menemukan seorang pengusaha kuliner soto seperti Suprapto.
Kebaikan Aiptu Suprapto dan Istrinya, sungguh sangat menginspirasi setiap orang yang melihatnya. Jaman sekarang tidak sedikit orang baru saja diberi amanah sebagai ketua RT sombongnya tidak ketulungan. Rasa gila hormatnya melebihi pejabat Bupati. Boro-boro menggratiskan sotonya, lah wong dimintai tolong warganya hingga tandatangan surat-surat keterangan dari RT untuk urusan tertentu terkadang masih ada “oknum” perangkat desa yang berharap ucapan “terimakasih" dari balik amplop.
Polisi asal Semarang berpangkat Aiptu bernama Suprapto (45) yang menggratiskan sotonya setiap hari Jum’at bukanlah “pencitraan” semata, boleh dikatakan salah satu dari jutaan manusia langka yang memilki hati malaikat viral di berita. Pasalnya melihat kondisi perekonomian yang menggila seperti saat ini, rasanya tidak mungkin ada pengusaha yang tidak mencari untung semata. Namun setelah membaca beritanya melalui media online terpercaya menjadikan penilain saya selama ini terbantahkan. Melambungnya harga kebutuhan pokok tak mengurungkan niatnya untuk menyedekahkan sotonya setiap hari Jum'at tanpa memandang perbedaan kasta, perbedaan suku, keturunan, agama baik kaya maupun miskin yang singgah makan di warungnya akan dilayani sebaik-baiknya.
NAZAR, gratis semangkuk soto tidak membuat usahanya gulung tikar, sebaliknya usahanya semakin meningkat pesat berkat do’a-do’a dari para konsumennya. Kebaikannya rupanya mendatangkan rejeki usaha kuliner sotonya, tanpa memikirkan untung rugi. Di dalam warungnya tertulis ‘GRATIS NASI SOTO SETIAP HARI JUM’AT. Konsumen akan diberi paket lengkap beserta tempe, telur. Saat ada konsumen yang hendak membayar, kasir hanya akan menghitung minuman yang dipesan saja.
Baik gratis maupun membayar porsi sotonya sama, kualitas olahannya pun sama lantaran diracik lansung oleh Suprapto sendiri. Bukan lantaran tidak percaya sama karyawan, ini dilakukan demi mempertahankan cita rasa turun menurun soto khas Lawang Sewu Semarang. Soto Suprapto terkenal enak, pelayanannya juga bagus dan ramah, tidak mengharap pamrih, selain itu tempatnya bersih sebagaimana niatnya yang bersih dengan bantuan karyawan berintegritas tinggi.
Niatnya berbagi terkadang terkendala dinas, mereka menyiasatinya dengan meminta bantuan karyawan di warungnya. Tidak tanggung-tanggung sebanyak 250 porsi soto disiapkan secara gratis di hari Jum’at dan ludes jam 12.00 WIB. Konsumennya karyawan perkantoran, wisatawan dan orang-orang sekitarnya. Meski terbilang sukses, dengan bersedekah tidak membuat rezekinya berkurang, sebaliknya malah bertambah. Mereka bisa memenuhi kebutuhan hidup hingga menyekolahkan 4 orang anaknya.
Dilansir detikcom, pada Jum’at (13/1/2017) Soto Suprapto sudah setahunan gratis. Menurutnya hari Jum’at merupakan hari berkah. Suprapto dan istrinya memang terkenal sosok pekerja keras dan senang membantu sesama, meski memiliki karyawan, dibuangnya rasa malu pagi-pagi buta melata belanja bahan soto sendiri ke pasar, hal ini rutin dilakukannya. Bahkan membantu karyawan melayani konsumen ketika tidak berdinas Setelah urusan dapur rampung, Aparatur Negara tadi masuk kerja seperti biasanya tanpa balasan “pamrih” dari siapapun kecuali bantuan Alloh SWT.
26 Mei 2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H