Lihat ke Halaman Asli

Aisyah Sahara Widjaya

Mahasiswa Universitas Airlangga

Fase Depresi pada Remaja Patah Hati

Diperbarui: 6 Juni 2022   16:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Depresi merupakan suatu gangguan emosional atau perubahan suasana hati yang di tandai dengan kesedihan berkepanjangan, perubahan emosi yang tidak stabil, rasa bersalah dan rasa tidak berarti, bahkan keputusasaan. Terjadinya hal tersebut dapat menyebabkam penurunan motivasi untuk hidup bahkan motivasi untuk beraktivitas sehari-hari. Tak jarang, dengan terganggunya kondisi mental seseorang akan menimbulkan keinginan untuk bunuh diri. Hal tersebut umumnya terjadi pada usia remaja yang memang masih berada pada fase labil dan sedang mencari jati dirinya sendiri. Tingkat perubahan emosional seperti depresi juga sangat berdampak pada remaja yang sedang patah hati,

Seorang remaja yang sangatlah labil dan sedang ada dalam proses pencarian jati diri umumnya juga gampang untuk patah hati. Dalam proses perubahan hidup untuk beranjak dewasa banyak sekali remaja yang menemukan tambatan hatinya. Entah hanya mulai merasakan perasaan suka, perasaan ingin memiliki ataupun perasan tidak ingin kehilangan. Para remaja yang sedang jatuh hati dan ada di fase asmara tentu saja mengalami hal-hal yang menyenangkan dalam hidupnya. Tak jarang, mereka melupakan realita bahwa tak ada yang selamanya abadi.

Setelah mengalami fase-fase menyenangkan dalam jatuh cinta, tentu saja pada akhirnya jika harus berpisah akan menimbulkan masalah baru pada seorang remaja yang dari segi emosional masilah sangat labil. Dengan perpisahan tersebut seorang remaja dapat berada pada fase patah hati berkepanjangan yang dapat menyebabkan mereka kehilangan rasa untuk beraktvitas sehari-hari bahkan banyak sekali di temukan kasus bahwa remaja patah hati memiliki keinginan untuk bunuh diri. Keputus asaan akibat patah hati sangatlah dapat mempengaruhi kondisi mental seseorang terutama pada seorang remaja. Hal seperti itu dapat merubah suasana hati mereka yang dapat berdampak pada kehidupan sehari-hari seperti hilangnya motivasi untuk menjalani kehidupan akibat kehilangan atau tersakiti oleh tambatan harinya.

Akibat patah hati, tentunya remaja akan mulai mengurung diri dan hanya akan berdiam diri untuk merenung sepanjang hari. Bahkan tak jarang, banyak remaja yang akan mengurung diri hingga berbulan-bulan lamanya. Hal tersebut dapat mempengaruhi kualitas mereka dalam segi akademik karena fokusnya sudah terpecah oleh kesedihan akibat patah hati. Belum lagi permasalahan lainnya yang di rasakan oleh seorang remaja, entah dalam segi permasalahan keluarga, pertemanan, atau permasalahan lainnya di luar masalah patah hati. Oleh karena itu, tingkatan depresi pada remaja yang sedang patah hati sangatlah tinggi.

Seorang remaja harus memiliki kualitas hidup yang baik dengan dapat membedakan urusan pribadi dengan tanggung jawabnya. Jadi, jika suatu saat mereka merasakan perasaan patah hati tidak akan menganggu kewajiban lainnya seperti urusan akademik. Seorang remaja harus mampu mengontrol emosi bahkan suasana hatinya agar masalah pribadi (patah hati) tidak mempengaruhi atau mengacaukan aktivitas lainnya yang sedang di kerjakan atau bahkan menganggu tanggung jawab utamanya seperti menjadi seorang pelaj

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline