Rasanya sedih harus berpisah dengan teman-teman saya di SMA. Masa yang penuh tawa, canda, dan keceriaan. Masa untuk saya belajar dan akhirnya mengerti arti sebuah persahabatan. Masa untuk saya mempersiapkan diri menghadapi dunia perkuliahan. Masa untuk saya belajar berorganisasi, berkomitmen terhadap banyak hal, dan memaknai putih abu-abu sebagai sebuah kebanggaan. Ya, saya bangga dan sangat merasa gembira dengan masa putih abu-abu saya. Disini saya menemukan sahabat, merasakan kebersamaan sebelum dan sesudah Ujian Nasional, saling memberi infromasi tentang pendaftaran berbagai univeritas, saling melengkapi satu sama lain dengan keunikan, kelebihan, dan kekurangan kami pribadi lepas pribadi dan masih banyak hal lainnya yang akan sangat panjang sekali jika saya jabarkan satu per satu. Kerinduan paling besar yang saya rasakan adalah karena harus berpisah dengan seluruh penghuni kelas XII IPA 3. Tamat dari kelas X dan masuk penjurusan, kami , 42 murid dipertemukan dalam sebuah kelas, yaitu XI IPA 3. Kami semua adalah murid yang berasal dari 6 kelas berbeda saat masih kelas X. Semua cerita manis dan pahit berawal dari pertengahan tahun 2008, awal kami dipertemukan, sampai detik ini. Saat kenaikan ke kelas XII, ternyata kami kembali berada di kelas yang sama. Betapa senangnya kami semua. Sekolah memutuskan untuk tidak mengubah kelas. Sehingga, 2 tahun berturut-turut kami berada dalam kelas yang sama, urutan absen pun sama, hanya saja kawan sebangku yang berbeda. Sense of belonging sebagai penghuni kelas XII IPA 3, membuat kami akhirnya secara rutin membuat acara Buka Puasa Bersama (Bukber) setiap tahunnya. Dimulai di bulan puasa pada tahun 2010. Saat itu, kami baru saja lulus dan sebagian besar sudah memasuki dunia perkuliahan. Namun, tidak sedikit juga yang memutuskan untuk bekerja. Bukber pertama kami adakan di sebuah restoran Sunda yang sederhana. Bukan kemewahan makanan yang menjadi tujuan utama kami, namun kebersamaan setelah hampir 4 bulan berpisah. Kami saling bertukar cerita mengenai kampus dan jurusan masing-masing. Tak ketinggalan, yang bekerja pun ikut membagi ceritanya. Kami gembira, bahkan tak sadar bahwa hari semakin larut. Akhirnya, waktu juga yang memisahkan kami. Ramadhan 2011 kami kembali mengadakan kegiatan Bukber. Sebuah restoran dengan konsep tradisional Sunda menjadi pilihan kami, karena harga yang relatif miring, suasana restoran yang nyaman, serta makanan yang cukup enak dan akrab di lidah kami. Saling berbagi cerita, foto bersama, dan canda tawa menjadi aktivitas di sore menjelang malam hari itu. Cukup banyak hal yang berubah pada diri kami masing-masing. Misalnya saja dari segi penampilan ; ada yang berambut gondrong, ada yang sudah mulai dandan, ada yang akhirnya menutup diri dengan jilbab, dan masih banyak lagi. Namun, masih saja, ciri khas dan keunikan dalam diri kami masing-masing tidak hilang oleh waktu dan tetap menjadi sesuatu yang akan selalu diingat. Contohnya, salah satu teman saya yang nyaring sekali suaranya tapi sangat pandai berbahasa Jepang. Sampai saat ini, ciri khas tersebut masih tetap menempel pada dirinya. Tahun ini, tahun 2012 adalah tahun ke-3 kami mengadakan kegiatan Bukber. Kembali, banyak cerita yang terlontar dari kami masing-masing. Entah itu tentang dunia kuliah, pekerjaan, pacar, atau apapun yang bisa kami bagi. Meskipun hanya makan nasi putih + bebek goreng + es teh manis, kebersamaan itu tetap ada. Ya.. kegiatan Buka Puasa Bersama yang jadi agenda rutin setiap tahun, kami anggap sebagai sebuah reuni sederhana. Setahun sekali kami berkumpul, bercerita, dan berfoto bersama. Kami pun punya satu mimpi dan janji : tahun 2014, ketika hadir dalam kegiatan Buka Puasa Bersama yang ke-5, kami akan membawa gelar kami masing-masing. Itulah mimpi dan janji yang kami buat ketika mengadakan kegiatan Bukber yang pertama di tahun 2010. Selain itu, ada juga yang berkhayal ; seandainya ada satu hari, kami semua (42 murid) berada di sekolah dan dikumpulkan dalam kelas yang sama, duduk dengan teman sebangku ketika kelas XII, dan memakai seragam putih-abu-abu, pasti akan menjadi momen yang tidak terlupakan. Karena, semasa SMA, banyak sekali kenangan yang sulit kami lupakan dan jika khayalan itu bisa terwujud, tentunya akan ada banyak sekali hal luar biasa yang muncul. Tidak perlu sesuatu yang mahal ataupun mewah untuk acara Buka Puasa Bersama kami setiap tahunnya. Asal bisa berkumpul, kami sudah merasa gembira. Sampai detik ini, kami tetap menjalin komunikasi lewat media sosial ; grup di Facebook, saling mem-follow akun Twitter, dan grup di Blackberry Messenger. Kami berharap, persahabatan kami tidak akan lekang oleh waktu sama seperti kenangan di masa SMA yang sulit untuk dilupakan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H