Lihat ke Halaman Asli

Sarah Mutiara

Mahasiswa

Insentif Ongkir sebagai Usaha Pemulihan Ekonomi

Diperbarui: 20 Juni 2022   15:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Pandemi COVID-19 yang sudah hadir lebih dari dua tahun telah memberikan dampak yang sangat berpengaruh pada keHidupan manusia. Pandemi yang awalnya hanya mengganggu sektor kesehatan, seiring dengan berjalannya waktu juga ikut mengganggu aktivitas ekonomi masyarakat. Berbagai pembatasan yang dilakukan oleh pemerintah membuat ekonomi masyarakat menjadi anjlok. Ada yang penghasilannya menurun, ada yang dirumahkan, ada juga yang harus gulung tikar. Ekonomi yang lesu ini bukanlah sebuah omong kosong. 

Dikutip dari artikel media online Kontan (13 Januari 2021), laju inflasi pada tahun 2020 berada di bawah target pemerintah. Hal ini membuktikan bahwa tahun 2020 menjadi tahun yang buruk bagi ekonomi Indonesia. Sektor produksi lemah, daya beli konsumen juga rendah Selain Kontan, sektor pemerintah juga menyatakan bahwa tahun 2020 ekonomi kita sangatlah anjlok. 

Dikutip dari artikel media online Bappeda Provinsi Kalimantan Selatan (10 Februari 2021), perekonomian Indonesia pada tahun 2020 turun lebih dari 2 persen. Jika kita melihat data data di atas sebatas sebagai sebuah angka, maka yang hadir dalam benak kita hanyalah tentang data. Tapi, jika kita melihat data - data di atas dengan sudut pandang kemanusiaan, maka yang muncul dalam hati kita akan berbeda.

Kita akan melihat bahwa setiap hari ada banyak kepala keluarga yang bingung untuk menafkahi keluarganya dengan apa. Kita akan melihat setiap hari ada banyak ibu rumah tangga yang kebingungan ingin membelikan anaknya susu dari hasil apa. Maka dari itu, penting untuk mencermati krisis kesehatan dan krisis ekonomi dari sudut pandang kemanusiaan.

Namun, ada hal positif yang patut kita syukuri. Di triwulan II-2021 ekonomi Indonesia meningkat tajam, lebih dari 7 persen! Data ini dikutip dari artikel media online Kementerian Keuangan yang dipublikasikan pada tanggal 6 Agustus 2021. Tren positif ini perlu kita manfaatkan dengan baik. Ini merupakan momentum yang baik dan sangat sayang jika kita tidak dapat memanfaatkannya

Dalam hal ini, bagi saya salah satu hal yang bisa dilakukan pemerintah untuk memulihkan ekonomi di waktu yang tepat ini adalah insentif ongkir. Mengapa begitu?

1. Orang Indonesia gemar belanja online

Masyarakat Indonesia terkenal gemar melakukan pembelian secara online. Maka dari itu, kebijakan yang memberikan potongan atau bahkan gratis ongkir memiliki segmentasi yang sangat luas.

2. Memacu peningkatan daya beli konsumen

Ketika ongkos kirim menjadi berkurang atau bahkan gratis, maka minat masyarakat untuk melakukan pembelian secara online akan meningkat. Maka, daya beli masyarakat akan meningkat.

3. Jual beli online lebih banyak melibatkan orang

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline