Lihat ke Halaman Asli

"Gratitude is the Parent of All Others"

Diperbarui: 25 April 2018   23:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Dok. Pribadi)

Rasulullah saw. said: "Richness does not lie in the abundance of (worldly) goods, but richness is the richness of the soul (heart, self)."

Rasulullah saw. bersabda,

"Kaya bukanlah diukur dengan banyaknya kemewahan dunia. Namun, kaya adalah hati yang selalu merasa cukup."

Suara pilot dalam pesawat yang membawa kami sekeluarga dari Bali ke Jakarta membangunkan lamunan saya. Gugusan awan putih dengan cercahan indah cahaya mentari orange kekuningan tak mampu mengubah mood saya menjadi tenang.

Pekerjaan pengrajin di workshop saya di Bali yang tidak sesuai dengan order, juga kualitas yang jauh dari standar membuat saya rasanya ingin mengeluarkan semburan kemarahan, kekecewaan, kebingungan yang semuanya bercampur aduk jadi satu.

Saya tidak bisa seratus persen menyalahkan para pengrajin karena walaupun mereka adalah pekerja seni, tetap butuh pengawasan yang sangat ketat dari saya. Akhirnya dengan izin dari Chris, sebelum kembali ke Jakarta saya memutuskan bahwa kami harus secepatnya pindah ke Bali.

Tanpa pikir panjang sebelum kembali ke Jakarta,  saya mengambil keputusan untuk mengontrak rumah di daerah kedonganan bahkan tanpa melihat bentuk rumah tersebut dari dalam.

Ukuran rumahnya sangat kecil jika dibandingkan dengan rumah saya di Jakarta. Hanya ada sebidang tanah yang sangat kecil yang hanya cukup di tempati beberapa pot bunga dan tanpa halaman belakang. Lokasinya berada di gang kecil yang becek.

"Muka kamu kenapa tegang sekali seperti dunia akan runtuh?" Chris tersenyum melihat ekspresi muka saya yang penuh beban sambil ikut memandang keluar jendela pesawat.

"Saya memikirkan anak-anak dan kamu. Rumah yang akan kita tempati ukurannya sepertiga dari rumah kita di Jakarta, tanpa halaman dan letaknya di dalam gang kecil. Tetapi jika kita kontrak rumah yang lebih besar, biayanya akan jauh lebih tinggi. Apakah kamu dan anak-anak nanti tidak akan malu tinggal di rumah yang seperti itu?"

Saya mulai menitikkan air mata karena telah ikut membawa mereka dalam suasana seperti ini demi mengejar impian saya .

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline