Lihat ke Halaman Asli

Sarah AN

Mahasiswa S-1 Kimia

Kesuksesan Game Karya Anak Bangsa Dreadout dan Kesalahan Game dalam Negeri

Diperbarui: 21 Oktober 2022   04:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Games. Sumber ilustrasi: Unsplash

     Dreadout adalah game bergenre horror karya anak bangsa yang sukses meraih 4 juta US dollar atau setara dengan 56 miliar rupiah. Pada akhir 2019 game ini diunduh oleh 2,5 juta gamers di seluruh dunia . Ini sudah merupakan sebuah  pencapaian yang sangat fantastis untuk game buatan Indonesia. Lalu, bagaimana game Dreadout bisa sesukses itu?

Menurut interview yang dilakukan omgmeek pada tahun 2013, Rachmad Imron, pendiri Digital Happiness, developer game Dreadout mengatakan bahwa beliau dan timnya memang sudah menyukai game sejak kecil khususnya game horor.

Rachmad dan timnya ingin membuat game yang menggambarkan masa kecil mereka, maka dari itu mereka membuat Dreadout bernuansa Indonesia. 

Nuansa disini bukan hanya sekadar latar atau segi bangunan tetapi semua aspek dalam game ini seperti budaya, desain karakter, bahkan karakter hantu semuanya bertemakan Indonesia. 

Pada awalnya Rachmad dan tim Digital Happiness sempat mengalami kesulitan merepresentasikan budaya Indonesia karena tidak semua negara bisa menerima kultur Indonesia. Ambil contoh karakter hantu pocong. 

Orang Indonesia mana yang tidak tahu hantu yang satu ini. Pemain game dari Indonesia tentu saja langsung memahami bahwa karakter pocong ini dimaksudkan oleh developer sebagai hantu mengerikan yang menjadi musuh karakter utama yg kita mainkan. 

Namun, bagi orang luar negeri karakter pocong justru terkesan konyol karena mereka tidak tahu latar belakang hantu ini. Oleh karena itu, tim Digital Happiness mengatasi masalah ini dengan memasukkan cerita tentang karakter hantu di dalam game. 

Mereka membuat fitur dimana karakter utama dapat membaca sebuah catatan pada kertas atau objek lainnya, melalui catatan ini lah cerita karakter hantu dapat tersampaikan. Dan yang tak kalah penting dari segi gameplay game ini memang kreatif dan seru dimainkan. 

Game ini bercerita tentang siswi SMA bernama Linda yang terjebak di dalam kota berhantu. Teman-temanya satu per satu menghilang dan Linda sendiri mulai merasa bukan dirinya. Dia perlahan mulai bisa melihat sosok gaib dan mentransfer energi untuk melawan sosok tersebut melalui gadgetnya. 

Linda dapat melawan hantu dengan memotret sosok tersebut ketika menampakan diri. Konsep ini diambil dari kepercayaan lokal bahwa memotret foto dapat mencuri jiwa yang dipotret. Singkatnya developer Digital Happiness sangat cerdik dalam merepresentasikan kultur Indonesia dan membuat gameplay yang kreatif dan menantang.

Namun, tampaknya developer Indonesia lainnya tidak belajar dari kesuksesan Dreadout. Banyaknya perusahaan developer game Indonesia yang gulung tikar menjadi bukti bahwa pengembangan game bukanlah bisnis yang menjanjikan di Indonesia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline