Lihat ke Halaman Asli

Menjadi Pemimpin di Era Modern

Diperbarui: 3 November 2015   22:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Suatu peperangan memerlukan pemimpin yang unggul dalam berperang. Tidak mudah untuk menjadi pemimpin apalagi di era modern ini. Banyak tantangan dan lakukan usaha maksimal yang harus dihadapi untuk bisa mewujudkan cita cita dan tujuan. Hidup di Era Modern ini  menuntut kita selangkah lebih maju dengan cara berpikir cepat dan bertindak tepat,  ketrampilan berfikir cerdas dengan memanfaatkan otak dan hati dalam mengaktualisasikan keputusan untuk mengikuti pembaharuan. Pemimpimpin masa depan harus memiliki kreativitas, kompetensi, mampu berinovasi, mau mendengarkan semua masukan dari siapapun,  memiliki pengetahuan yang luas, memahami situasi dan permasalahan yang ada dalam era modern dan harus siap dalam segala hal.

Pemimpin harus bisa menjadi inspirasi untuk semua orang. Pemimpin tidak hanya peduli tapi membantu kelompok untuk menacapai tujuannya, dan membantu setiap anggotanya mencapai potensi yang maksimal. Sikap yang harus dimiliki seorang pemimpin , yaitu disiplin dan bertanggung jawab.  Kedua sikap ini adalah dasar dari kepemimpinan. Bertanggung jawab pada keputusan yang telah dibuat secara bersama. Sebelum menjadi pemimpin yang baik, kita harus bisa beradaptasi dan tahu bagaimana cara kepemimpinan kita. 

Pemimpin yang baik yang bisa menjadi manager sekaligus menjadi leader. Seorang manager mampu merencanakan dengan baik dibidang perencanaan. Lalu, mampu mengorganisasi para kelompoknya  dan mengontrol serta menyelesaikan masalah yang dihadapi. Seorang leader mampu mengeset tujuan strategi, mampu menengahi bila terjadi masalah dan dapat berperan menjadi inspirator dan motivator. Karakteristik seorang pemimpin strategik memiliki integritas, dapat dipercaya/jujur, terbuka dan respek terhadap orang lain, berani mengambil resiko, kreatif dan inovatif serta yang terakhir mampu belajar dari kesalahan dan kekeliruan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline