Akhirnya Megawati dikudeta
Penghianatan besar kepada seorang ibu ditutup dengan mencium bendera merah putih. Tindakan apa yang lebih keji dibanding menghianati ibu sendiri.
Peristiwa ini terjadi rumah Si Pitung, Marunda, Jakarta Utara. “Saya telah dapatkan mandat dari Ibu Megawati dan saya siap untuk melaksanakannya,” kata Jokowi, Jumat (14/3). Tak lama usai mengucapkan kalimat itu, dia langsung mencium bendera merah putih.
Pitung adalah sebuah simbol orang yang dihianati. Kali ini yang dihianati adalah Bu Mega. Semua persiapan yang telah dilakukan jauh-jauh hari oleh Bu Mega untuk mengeluarkan Satrio Pinginit dicegah.
Siapa yang menghianati Bu Mega? Siapa Satrio piningit? Siapa yang kudeta?
Seorang rekan saya yang merupakan orang dalam lingakaran Bu Mega sangat sedih mendegar Puan Maharani tiba-tiba mengumumkan pendklarasian Jokowi. Kenapa sedih? Karena menurut sumber tersebut Megawati tak pernah mengeluarkan surat sama sekali. Sebab sebagai Ketua Umum dia sendiri yang akan berbicara jika pun kelak akan menunjuk siapa yang akan menjadi Presiden.
Namun dia dilangkahi oleh Puan. Seorang politisi baru yang bahkan tak pernah membumi. Tak tahu bagaimana ibunya dulu membesarkan partai Banteng ini dengan keringat dan darah. Perjuangan panjang itu sekejap dikhianatinya. Demi apa? Demi pewaris tahta Partai Banteng.
Ada dua opsi skenario menurut rekan saya. Pertama adalah Puan Maharani akan mendampingi Jokowi dan ini sudah dibicarakan sekitar 2-3 bulan lalu. Sebenarnya sudah jauh hari. Namun pembicaraan serius baru berlangsung pada dua-tiga bulan lalu.
Kenapa tidak langsung saja Puan juga maju? Tidak PDIP sudah melakukan simulasi internal dengan survei internal. Beberapa lagi survei yang dibiayai oleh donatur. Nama Puan belum menjual, malah banyak yang belum mengenal siapa perempuan yang lebih sibuk membenahi rambutnya daripada mendengarkan rakyat.
Lalu kenapa Puan melakukan ini?
Puan sadar betul meski telah berkiprah lama di PDIP tak banyak prestasi yang ditorehkan. Sedangkan Prananda meski tak banyak muncul ada berbagai presatasi yang menjadi catatan. Siapa Prananda?
Di PDIP sudah jadi rahasia umum kader ada pertarungan pewaris kerajaan. Puan dan Prananda, Kedua kubu ini terus melakukan pertarungan. Lantas kenapa kubu Puan lebih berkuasa. Tokoh-tokoh muda seperti Rieke, Ara adalah timnya. Itu kenapa begitu Jokowi Nyapres nama Rieke langsung menghentak digadang-gadang akan menjadi wagub jakarta. Suoaya lebih jelas lagi Ara adalah anak kesayangan dari Megawati. Pengaruhnya cukup besar.
Lantas apa yang salah dengan pertarunagan internal ini?
Prananda yang selama ini berjuang siang dan malam tak mendapat ganjaran yang seharusnya. Dia memang bukan orang yang tampil di media tapi sudah banyak kiprah yang dia lakukan di negeri ini. Dia seorang pengatur bola bagaiamana kader PDIP bersikap.
Dia adalah anak yang dipersiapkan oleh Megwati sebagai satrio piningit. Satrio sebenarnya. Bukan Jokowi, karena Mega paham betul Jokowi belum siap. Hanya karena popularitas pasti bukanlah pertimbangan Mega. Mba Mega adalah negarawan yang berpikir bagaiamana nasib negeri ini. Dan ditangan siapa dia pantas dikelola.
Dalam peristiwa yang terjadi kemarin Megawati dikudeta, dilangkahi, ditusuk dari belakang. Surat yang dibuat adalah surat palsu, dengan tanda tangan palsu. Itu kenapa Bukan Bu Mega yang mengumumkan. Sebenarnya ini sudah jauh hari dipikirkan mega. Itu kenapa Bu Mega selalu berpesan saya sendiri yang akan mengumumkannnya.
Namun jelang pileg, strategi Puan adalah langsung melangkahi kewenangan Ibunya. Tentu bukan tanpa deal dengan para kader PDIP yang lain. Dealnya dia yang akan memimpin partai kelak, sukur-sukur bisa mendampingi Jokowi. Kontrak ini datang dari berbagai pentolan PDIP di daerah.Biar tahu saja, konspirasi di internal untuk PDIP sudah biasa terjadi
Lalu apa salahnya?
Salahnya adalah ketika Puan yang merupakan anak dan Jokowi salah satu kader yang dibesarkan oleh Megawati menghinati ibunya sendiri. Seperti pitung yang dihianati oleh bangsnya sendiri. Sebuah penghianatan akan mendapatkan balasan yang semestinya.
Apa iya Jokowi sekuat itu?
Jokowi didukung oleh Lippo yang berencana untuk ekspasi di bidang infra, ritel dan real estate di seluruh Indonesia. Tertama daerah pertambangan dan perkebunan. Siapa lagi? Djarum, memang kenapa? Djarum sadar betul industri rokok mendapatkan ancaman setiap hari tentang regulasi. Lalu siapa lagi masih bayak tapi tak perlu lah disebutkan satu persata disini.. saya bersimpati derngan Bu Mega.. Akhirnya Ibu dikudeta, keadilan akan berbicara untuk Ibu.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI