Era digitalisasi dimulai dengan kemajuan teknologi dan informasi. Generasi Z, yang saat ini terdiri dari orang-orang berusia antara 12 sampai 27 tahun, hidup dalam ketergantungan pada media sosial. Mereka rela menghabiskan berjam-jam berinteraksi melalui media sosial sambil mengabaikan kebutuhan dan aktivitas penting lainnya. Menurut data statistik, lebih dari 92% dari mereka menggunakan platform media sosial, dengan 70% menggunakannya lebih dari sekali sehari, 38% beberapa kali dalam satu jam, dan 16% hampir terus menerus. Generasi Z juga memimpin dalam hal seberapa sering mengecek media sosial, dengan 48% mengaku mengeceknya setiap hari.
Generasi Z yang suka mencari informasi secara instan dan tidak ingin melewatkan tren terkini akan lebih mudah dipengaruhi oleh media sosial, yang mana dapat membahayakan kesehatan mental dan fisik mereka. Meskipun bermedia sosial memiliki manfaat seperti akses informasi dan koneksi sosial yang lebih luas, namun bisa juga menjerumuskan penggunanya. Kecanduan terhadap media sosial dapat mengarah pada cara pandang individu pada tubuhnya sendiri (body image). Hal ini tentu saja memberikan dampak positif serta negatif pada pengguna media sosial. Dampak positifnya antara lain:
- Kesadaran tentang Body Positivity
Media sosial memperkenalkan konsep body positivity yang mengajarkan remaja untuk menerima dan mencintai tubuh mereka apa adanya. Komunitas online juga memperkuat pesan ini dengan memberikan dukungan bagi mereka yang memperjuangkan body image yang positif.
- Inspirasi dan Edukasi
Konten yang menginspirasi, seperti akun-akun fitness atau gaya hidup sehat dapat memberikan motivasi bagi remaja untuk menjaga kesehatan tubuh. Informasi tentang nutrisi, olahraga, dan kesehatan mental juga dapat ditemukan di media sosial.
- Koneksi Sosial
Media sosial memungkinkan remaja berinteraksi dengan teman sebaya dan membangun hubungan sosial. Dukungan dari teman-teman online dapat membantu mengatasi masalah body image.
Disamping itu, ada juga dampak negatif yang akan timbul, antara lain:
- Perbandingan Sosial
Melihat gambar tubuh "ideal" di media sosial dapat menyebabkan ketidakpuasan tubuh dan merubah persepsi diri. Remaja sering membandingkan diri dengan orang lain, terutama selebriti dan influencer.
- Filter dan Edit Foto
Penggunaan filter dan edit foto menciptakan citra tubuh yang tidak realistis. Tekanan untuk mencapai standar kecantikan yang tidak dapat dicapai secara alami dapat memengaruhi kepercayaan diri.
- Stigma Terhadap Image Tubuh
Informasi, tren, dan stigma yang beredar di media sosial memengaruhi persepsi tubuh. Stigma terhadap bentuk tubuh tertentu dapat memengaruhi kesejahteraan mental.
Meskipun begitu, saat ini pandangan generasi Z terhadap body image telah mengalami banyak perubahan positif. Meskipun ada tekanan dari media dan norma sosial, generasi Z terus meredefinisikan konsep kecantikan dengan lebih inklusif dan positif. Berikut beberapa aspek yang mencerminkan pandangan mereka:
- Positivitas Tubuh (Body Positivity)
Banyak generasi Z yang menolak standar kecantikan yang didasarkan pada fisik tertentu. Mereka mengadvokasi penerimaan diri dan self-love untuk semua jenis tubuh.
- Melawan Body Shaming
Body shaming atau penilaian negatif terhadap bentuk dan ukuran tubuh, semakin dikecam oleh Generasi Z. Mereka berbicara terbuka tentang pengalaman dengan body shaming dan berkomitmen untuk menghentikannya.
- Menghapus Stigma Terhadap Berat Badan dan Penampilan Fisik
Generasi Z berusaha menghapuskan stigmatisasi seputar berat badan dan penampilan fisik. Mereka memperjuangkan penerimaan dan menghargai keberagaman bentuk tubuh.
Generasi Z memiliki peran penting dalam mengubah paradigma dalam menghadapi masalah kecanduan media sosial dan dampaknya pada body image. Kecanduan media sosial dapat memengaruhi cara generasi Z melihat tubuh mereka. Penting bagi mereka untuk mengenali dampaknya dan memilih konten yang mendukung kesejahteraan mental dan body image yang positif. Mereka dapat meningkatkan persepsi tubuh yang positif dengan meningkatkan kesadaran, pendidikan, dan koneksi yang seimbang antara dunia maya dan dunia nyata. Mari kita berkolaborasi untuk menciptakan lingkungan yang mendukung penerimaan diri dan kesejahteraan mental bagi generasi yang tumbuh di era teknologi saat ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H