Balai Pustaka ini didirikan oleh Belanda untuk kepentingan politik, yaitu untuk mengontrol bacaan liar yang beredar di masyarakat. Periode Balai pustaka dimulai dari tahun 1920 sampai tahun 1940.
Alasan penulis menulis artikel ini adalah untuk memberikan informasi mengenai ciri periode sastra di era Balai Pustaka. Adapun tujuannya, yaitu untuk mengetahui ciri periodisasi sastra di era Balai Pustaka. Manfaat tulisan ini adalah untuk menambah wawasan pembaca mengenai ciri periodisasi era Balai Pustaka.
Balai Pustaka mempunyai pengaruh terhadap para pemuda Indonesia untuk menuangkan perasaan dan ide-idenya dalam bentuk sastra (tulisan). Dengan didirikannya Balai Pustaka, sastra Indonesia menjadi berkembang. Salah satu karya yang paling fenomenal dari periode ini adalah novel Siti Nurbaya karya Marah Rusli. Dari novel fenomenal itu, angkatan ini juga dikenal sebagai angkatan Siti Nurbaya.
Siafat-sifat yang khas pada angkatan Balai Pustaka:
1. Sebagaian besar karya sastranya bertema kawin apaksa.
Kawin paksa merupakan adat pada saat itu.
2. Bahasa yang digunakan adalah bahasa melayu.
Bahasa melayu adalah bahasa awal yang menjadi pengantar dalam penulisan karya sastra pada saat itu.
3. Peristiwa yang diceritakan pada karya sastranya itu sesuai dengan realitas kehidupan masyarakat pada zamannya.
4. Berisi pertentangan paham antara kaum muda dengan kaum tua.
5. Mengandung pesan moral yang mendidik.