Lihat ke Halaman Asli

Sarah Sabrina

pelajar/mahasiswa/UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Ciri Periodisasi Sastra di Era Balai Pustaka

Diperbarui: 15 Juni 2022   12:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Balai Pustaka ini didirikan oleh Belanda untuk kepentingan politik, yaitu untuk mengontrol bacaan liar yang beredar di masyarakat. Periode Balai pustaka dimulai dari tahun 1920 sampai tahun 1940. 

Alasan penulis menulis artikel ini adalah untuk memberikan informasi mengenai ciri periode sastra di era Balai Pustaka. Adapun tujuannya, yaitu untuk mengetahui ciri periodisasi sastra di era Balai Pustaka. Manfaat tulisan ini adalah untuk menambah wawasan pembaca mengenai ciri periodisasi era Balai Pustaka.

Balai Pustaka mempunyai pengaruh terhadap para pemuda Indonesia untuk menuangkan perasaan dan ide-idenya dalam bentuk sastra (tulisan). Dengan didirikannya Balai Pustaka, sastra Indonesia menjadi berkembang. Salah satu karya yang paling fenomenal dari periode ini adalah novel Siti Nurbaya karya Marah Rusli. Dari novel fenomenal itu, angkatan ini juga dikenal sebagai angkatan Siti Nurbaya

Siafat-sifat yang khas pada angkatan Balai Pustaka:

1. Sebagaian besar karya sastranya bertema kawin apaksa.

Kawin paksa merupakan adat pada saat itu.

2. Bahasa yang digunakan adalah bahasa melayu.

Bahasa melayu adalah bahasa awal yang menjadi pengantar dalam penulisan karya sastra pada saat itu.

3. Peristiwa yang diceritakan pada karya sastranya itu sesuai dengan realitas kehidupan masyarakat pada zamannya.

4. Berisi pertentangan paham antara kaum muda dengan kaum tua.

5. Mengandung pesan moral yang mendidik.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline