Lihat ke Halaman Asli

Siti Sarah Amelia

Mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Prodi Jurnalistik

Membangun Kehidupan yang Berkualitas: Bebas Miras dan Judi, Penuh Iman dan Taqwa

Diperbarui: 16 Juni 2024   18:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Hidup manusia penuh dengan pilihan. Setiap pilihan yang kita ambil akan menentukan arah dan kualitas hidup kita. Salah satu pilihan krusial yang harus kita pertimbangkan adalah menolak Miras dan Judi yang sekarang sedang marak di kalangan masyarakat kita. Miras dan Judi merupakan dua perbuatan tercela yang dapat menjerumuskan manusia ke jurang kehancuran atau neraka. 

Al-Quran dengan tegas melarang miras dan judi. Dalam QS. Al-Maidah: 90-91.

Allah SWT berfirman, "Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (mempersembahkan) korban untuk berhala, dan mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji dan merupakan perbuatan setan. Oleh karena itu, hindarilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu beruntung. Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan sembahyang; maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu)."

Ayat tersebut berisi perintah Allah SWT kepada kaum muslim untuk menjauhi empat perbuatan keji yang dikategorikan sebagai perbuatan setan yaitu:

  • Minuman keras (khamar): Khamar secara bahasa adalah sesuatu yang menutupi akal. Sedangkan menurut syariat Islam, khamar adalah segala minuman yang memabukkan, baik sedikit maupun banyak, terbuat dari sari buah-buahan, madu, atau bahan lainnya.  Miras terbagi ada yang berbentuk :
    • Arak 
    • Ramuan 
    • Narkotika  
  • Judi: Secara bahasa, judi atau maisir berasal dari kata yusr yang artinya mudah atau gampang. Dalam istilah syariah, maisir diartikan sebagai usaha untuk mendapatkan harta dengan cara yang mudah dan tidak halal, tanpa disertai usaha yang jelas dan terukur. 
  • Berkorban untuk berhala: Dalam Islam, berkorban untuk berhala sangat diharamkan dan termasuk dalam kategori syirik, yaitu dosa besar yang menyekutukan Allah SWT. Seperti mempersembahkan sesajen atau kurban kepada selain Allah SWT.
  • Mengundi nasib dengan anak panah: Mengundi nasib dengan anak panah, yang dalam bahasa Arab disebut al-azlam adalah praktik pra-Islam yang diharamkan dalam Islam. Praktik ini melibatkan penggunaan anak panah untuk menentukan keputusan atau nasib seseorang.

Allah SWT memerintahkan kaum muslim untuk menjauhi perbuatan-perbuatan tersebut karena dapat membawa dampak negatif bagi individu, keluarga, dan masyarakat seperti:

  • Merusak akal dan kesehatan: Orang yang akalnya rusak atau kesehatannya terganggu dapat kehilangan kendali diri dan melakukan tindakan yang tidak terpuji, seperti Khamar dan judi dapat merusak akal dan kesehatan fisik maupun mental.
  • Menimbulkan permusuhan: Permusuhan dapat merusak hati dan jiwa seseorang, membuatnya menjadi pendendam, pemarah, dan tidak tenang. Menjadi pribadi yang jauh dari Allah SWT, karena Allah SWT menyukai sikap persaudaraan dan perdamaian.
  • Membuat kecanduan: Miras dan judi merupakan dua hal yang diharamkan dalam Islam dan memiliki banyak dampak negatif, salah satunya adalah kecanduan. Kecanduan miras dan judi dapat membawa dampak buruk bagi individu, keluarga, dan masyarakat seperti adanya gangguan hati, otak, psikologis dan kerusakan hubungan dengan orang terdekat. 
  • Melalaikan kewajiban: Khamar dan judi dapat membuat seseorang melakukan tindakan mengabaikan atau tidak melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang seharusnya dilakukan. Seperti tidak melaksanakan sholat fardhu lima waktu tanpa uzur syar'i, tidak menjaga kesehatan dengan mengonsumsi makanan yang tidak sehat, merokok, meminum miras, berjudi dan kurang berolahraga.
  • Membuka jalan kemaksiatan: Ketika seseorang sudah terjerumus dalam miras dan judi, mereka lebih mudah untuk melakukan perbuatan dosa lainnya, seperti zina, mencuri, dan berbohong. 

Menjauhi miras dan judi membangun kehidupan yang berkualitas merupakan tanggung jawab bersama antara individu, keluarga, dan masyarakat. Dengan tekad yang kuat dan usaha yang sungguh-sungguh, kita dapat mencapai kebahagiaan sejati di dunia dan di akhirat dengan cara sebagai berikut:

  • Perkuat iman dan ketaqwaan: Memperkuat iman dan ketaqwaan merupakan sebuah proses yang berkelanjutan dan membutuhkan usaha yang sungguh-sungguh. Dengan menerapkan cara-cara di atas, kita dapat meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT dan menjalani hidup yang lebih berkualitas. Seperti rajin membaca Al-Quran, shalat, berdzikir, dan berdoa serta mempelajari ilmu agama sehingga diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
  • Bergabung dengan komunitas positif: Komunitas positif dalam Islam adalah sebuah kelompok atau perkumpulan orang-orang yang memiliki tujuan bersama untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT.  Bergabung dengan komunitas positif dapat memberikan banyak manfaat bagi kehidupan kita seperti mengikuti kajian Islam membantu kita untuk mempelajari ilmu agama dan meningkatkan pemahaman mereka tentang Islam, menumbuhkan rasa persaudaraan dan kepedulian terhadap sesama serta dapat membantu kita untuk meningkatkan kedekatan kita dengan Allah SWT.
  • Tetapkan tujuan hidup yang jelas: Menetapkan tujuan hidup yang jelas dalam Islam merupakan langkah penting untuk menjalani kehidupan yang penuh berkah dan diridhai Allah SWT. Bahwasannya tujuan utama hidup seorang muslim adalah untuk mencari keridhaan Allah SWT dan akhirat. Hal ini tercantum dalam QS Al-An'am ayat 163: "Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah kepada-Ku." 
  • Bersabar dan pantang menyerah: Sabar dan pantang menyerah merupakan dua sikap yang sangat penting dalam Islam. Keduanya merupakan kunci untuk mencapai kesuksesan dan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Sabar dalam Islam berarti memiliki keteguhan hati dan ketenangan jiwa dalam menghadapi cobaan dan kesulitan. Orang yang sabar tidak mudah marah, panik, atau putus asa ketika menghadapi masalah. Mereka yakin bahwa Allah SWT selalu bersama mereka dan akan memberikan jalan keluar terbaik. Sedangkan pantang menyerah berarti memiliki semangat juang yang tinggi untuk mencapai tujuan. Orang yang pantang menyerah tidak mudah putus asa ketika menghadapi rintangan dan hambatan. Mereka terus berusaha dan mencari solusi terbaik untuk mencapai tujuan mereka. 

Penulis: Siti Sarah Amelia & Prof. Dr. H. Asep Usman Ismail.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline