Ketika bangsa Israel hendak sampai ke tanah terjanji (Kanaan), Allah (YHWE) berbicara kepada Musa di gunung Sinai. Di gunung Sinai, Allah memberikan Dekalog (sepuluh perintah Allah) kepada Musa untuk dijadikan sebagai hukum dan landasan hidup orang Yahudi ketika hidup di daerah terjanji. Jika mereka melaksanakannya maka mereka akan menjadi umatNya dan YHWE akan menjadi Allah mereka. Hidup mereka akan makmur dan usia mereka akan panjang.
Dekalok (sepuluh perintah Allah) tersebut kemudian dimasukan dalam satu tempat khusus. Tempat khusus dimana Dekalog itu disimpan/diletakkan disebut sebagai Tabut Perjanjian. Tabut Perjanjian ini senantiasa dibawa kemana pun bangsa itu pergi. Hal itu diyakini sebagai tanda penyertaan Allah bagi mereka. Ketika bangsa Israel berperang, mereka juga memawa Tabut Perjanjian itu. Dengan kehadiran Tabut Perjanjian tersebut, maka mereka meyakini bahwa Allah sendiri lah yang berperang melawan musuh-musuh mereka.
Ketika bangsa Israel tinggal dan menetap di Kanaan, mereka mulai membangun tenda/rumah yang parmanen. Mereka meletakkan Tabut Perjanjian tersebut di tengah-tengah mereka dan mendirikan satu kemah untuknya. Hal itu menjadi ungkapan bahwa Allah senantiasa menyertai dan ada bersama-sama dengan mereka. Kemah tersebut dikususkan bagi tempat Tabut Perjanjian. Kemah tersebut kemudian hari berkembang dan menjadi Bait Allah.
Bait Allah merupakan tempat dan pusat peribadatan bangsa Yahudi. Mereka sungguh menghormati dan menghargainya sebagai tempat yang sangat suci. Untuk itu Bait Allah menjadi hal yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan orang Yahudi, sebab disanalah Allah hadir dan menjadi lambang bahwa Allah senantiasa menyertai mereka.
Bagian Bait Allah dapat dibagi menjadi tiga. Tempat pertama merupakan tempat dimana Tabut Perjanjian disimpan. Ruangan ini ditutup oleh sebuah tirai yang bertujuan untuk membatasinya dengan tempat suci dimana para imam (pemimpin ibadat) dan pemimpin jemaat orang Yahudi duduk beribadat (tempat kedua). Sedangkan tempat ketiga adalah tempat umat biasa.
Hanya imam lah yang diperkenankan masuk ke dalam Tabut Perjanjian untuk mempersembahkan kurban penghapus dosa sekali setahun. Tidak semua imam juga dapat masuk, karena hal itu ditentukan dengan undi. Barang siapa mendapat undi, dialah yang berhak untuk masuk ke dalamnya. Maka meskipun, orang Yahudi pada saat itu memiliki banyak imam, banyak diantara mereka yang tidak pernah melihat tabut perjanjian itu.
Dalam sejarah bangsa Isarael, Bait Allah pernah diruntuhkan selama dua kali. Hal itu sebagai ungkapan bahwa umat Israel berdosa dihadapan Allah. Kini Bait Allah itu tidak ada lagi. Orang-orang Yahudi saat ini berdoa pada tembok ratapan yang diyakini sebagai sisa-sisa Bait Allah dulu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H