Lihat ke Halaman Asli

Angka Kelahiran Terus Menurun, BKKBN Minta Setiap Pasangan Lahirkan Satu Anak Perempuan

Diperbarui: 8 Juli 2024   20:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

onlychildworld.com

"Another day, another controversy". Mungkin ini suatu ungkapan yang cocok untuk pemerintah kita. Setiap harinya selalu menghadirkan berbagai kebijakan kontroversial yang menarik perhatian banyak masyarakat maupun warganet yang ada di sosial media.

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), menyebutkan bahwa angka kelahiran di Indonesia cukup mengkhawatirkan karena terus mengalami penurunan secara signifikan. Sehingga saat ini pemerintah sedang berupaya agar dapat menjaga populasi pertumbuhan penduduk yang ideal.

Badan Pusat Statistik (BPS) melalui survery penduduk memaparkan angka kelahiran total (TFR) di Indonesia menjelaskan bahwa pada SP1990 hingga SP2020 menunjukkan penurunan yang cukup signifikan namun masih menunjukkan dalam taraf yang ideal (2,1).

Badan Pusat Statistik (BPS)

Namun yang menjadi sorotan adalah ketika hasil SP2020 menunjukkan terdapat beberapa daerah yang menunjukkan nilai angka kelahiran dibawah dari standar ideal (2,1). Misalnya angka kelahiran pulau Jawa-Bali (kecuali Jawa Barat) yang terus mengalami penurunan dan bahkan memiliki angka TFR dibawah dari standar ideal.

Tiga provinsi dengan angka TFR terendah yaitu DKI Jakarta (1,75), Yogyakarta (1,89), dan Jawa Timur (1,98). Sehingga angka yang dibawah standar ideal (2,1) ini menunjukkan adanya kecendrungan terjadi penurunan populasi dalam jangka panjang jika terus dibiarkan.

Angka TFR yang rendah dan dibawah standar ideal, dalam jangka panjang akan menyebabkan berbagai permasalahan. Mulai dari penurunan populasi, penuaan populasi, pergeseran struktur sosial, hingga dampak ekonomi yang kemudian secara keseluruhan semua tersebut akan berdampak pada perubahan  dan penyesuaian kebijakan baru.

Menanggapi permasalahan tersebut, kepala BKKBN RI Hasto Wardoyo menghimbau kepada masyarakat khususnya setiap pasangan/keluarga agar setidaknya dapat melahirkan satu anak perempuan. Hal ini bertujuan untuk menjaga populasi dan pertumbuhan penduduk yang ingin dicapai oleh pemerintah.

Himbauan tersebut kemudian menarik banyak sorotan dan kecaman warganet di sosial media X. Bukan tanpa alasan, himbauan tersebut dirasa terlalu menganggap perempuan sebagai "pabrik" pembuat anak, namun pemerintah sendiri tidak memberikan solusi kebijakan yang mampu mendukung pertumbuhan populasi yang ideal.

Menjaga pertumbuhan angka kelahiran di Indonesia

Jika berbicara mengenai angka kelahiran, kita bukan lagi akan membicarakan soal perempuan yang mengambil peran penting dalam melahirkan anak saja, tetapi terdapat berbagai permasalahan yang perlu dikaji lebih lanjut terkait hal tersebut.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline