Lihat ke Halaman Asli

Eko Gondo Saputro

TERVERIFIKASI

Dosen

Deforestasi Besar-besaran di Tanah Papua: Dimanakah Fungsi Tata Kelola dan Regulasi Berada?

Diperbarui: 5 Juni 2024   21:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jika harus memilih satu kata untuk menggambarkan Indonesia, sepertinya akan banyak orang yang akan menggunakan kata 'kaya' untuk menggambarkannya. Banyak negara yang sama-sama memiliki bentang alam yang indah namun tidak banyak negara yang memiliki kekyaan baik dalam hal sumber daya alam, keberagaman suku hingga bahasa.

Dunia juga bahkan menganggap Indonesia merupakan negara yang spesial dengan kekayaan tersebut. Khususnya kekayaan alam yang melimpah ruah di mana, bentang alam yang indah memanjakan mata hingga hasil bumi yang masyarakat bisa manfaatkan karena memiliki nilai ekonomi yang tinggi.

Secara teori tentu kekyaaan alam yang melimpah ini sudah seharusnya bisa memberikan dampak positif kepada masyarakat sekitar daerah bahkan negara sekalipun. Namun disini terselip kata "jika", yang mana "jika" pengelolaannya dilakukan dengan baik, adil, dan memperhatikan keberlanjutan maka tentu akan menghasilkan dampak positif yang diinginkan tersebut.

Teori hanya sebuah teori. Manusia adalah makhluk sosial yang selalu merasa tidak pernah cukup. Bahkan teori perilaku konsumen yang mengatakan jika kepuasan seseorang telah mencapai puncaknya akan menurun setelahnya, tidak berlaku dalam beberapa hal. Salah satunya adalah kegiatan manusia dalam mengeksploitasi sumber daya alam.

Kegiatan manusia dalam mengeksploitasi sumber daya alam akan dilakukan sampai benar-benar sudah tidak ada yang bisa diambil lagi. Kata 'eksploitasi' ini bukan hanya menggambarkan kegiatan manusia mengeruk kekayaan alam saja tetapi juga bagaimana cara yang mereka lakukan yang sering kali merusak, tidak adil, tidak berkelanjutan, dan hanya mementingkan keuntungan pribadi saja.

Baru-baru ini tagar #AllEyesonPapua mengudara di berbagai platform sosial media. Aksi warganet yang kompak menyuarakan permasalahan lingkungan yang dihadapi oleh masyarakat Papua khususnya Suku Awyu dan Suku Moi yang terancam kerusakan hutan adatnya akibat dari rencana deforestasi yang diperuntukan untuk kebun kelapa sawit.

Bahkan perwakilan dari kedua suku ini rela datang jauh-jauh dari pedalaman Papua ke Jakarta, tepatnya untuk melakukan aksi damai di depan Gedung Mahkamah Agung yang bertujuan agar pemerintah 'melihat' dan 'mendengar' suara dari masyarakat lokal asli yang akan dirugikan dengan adanya kegiatan deforestasi secara besar-besaran tersebut.

thegeckoproject.org/Analysis: Can Papuan politicians protect forests without protecting the rule of law?

Menelisik lebih dalam tentang hutan di Indonesia dan Papua

Asia tenggara merupakan satu dari tiga wilayah paling penting di dunia karena masih memiliki hujan hutan tropis yang luas bersamaan dengan Amazon dan Afrika Tengah. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline