Lihat ke Halaman Asli

Industri Perfilman Dorong Multiplier Effect bagi Perekonomian Negara

Diperbarui: 5 April 2024   03:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Set of cinema film devices for an outdoor scene/munchvideos

Di era digital saat ini, beragai macam hiburan hadir di dalam lingkungan masyarakat. Namun sepertinya dari dulu hingga sekarang, hiburan dibalik layar televisi selalu menjadi salah satu hiburan sepanjang masa. 

Apalagi perkembangan yang terjadi sekarang membuat hiburan tersebut lebih bervariasi dengan berbagai macam media dan cara untuk menikmatinya.

Dulu kita hanya bisa menemui konten-konten hiburan seperti film atau serial keluarga favorit masyarakat hanya melalui media televisi dengan jadwal waktu tertentu dan hanya sekali penanyangan saja. 

Tetapi saat ini, dengan kemajuan teknologi digital kita bisa menikmatinya di waktu, tempat, dan suasana yang lebih bebas sesuai dengan kehedendak kita.

Bioskop yang saat itu hadir sebagai sarana hiburan alternatif masih sulit ditemukan di beberapa kota. Hanya kota-kota besar saja yang memiliki sarana tersebut sehingga dapat dikatakan bahwa datang ke bioskop adalah sebuah hal yang mewah yang tidak dimiliki oleh semua kalangan masyarakat.

Berbeda dengan sekarang, mungkin perserbaran bioskop di Indonesia sedikit demi sedikit mulai merata di berbagai daerah. Bahkan untuk daerah-daerah kabupaten sekali pun saat ini sudah bisa menikmati sarana hiburan bioskop ini dengan lebih mudah. Ini juga yang menyebabkan industri perfilman Indonesia dapat tumbuh dengan pesat dari waktu ke waktu.

Menurut penjelasan data yang dipaparkan oleh Statista.com revenue yang dihasilkan dari pasar bioskop Indonesia diproyeksikan dapat mencapai US$732 juta atau sekitar Rp 11,67 triliun di tahun 2024 ini.

Sumber: Statista.com

Revenue ini juga diperkirakan akan terus mengalami peningkatan hingga lima tahun mendatang (2024-2029) sebesar 6,15 persen, dan diproyeksikan dapat menghasilkan volume pasar sebesar US$ 986,59 juta Rp 15,68 triliun dengan jumlah penonton yang diperkirakan akan mencapai 70 juta penonton pada tahun 2029.

Angka fantastis ini bukan lagi tentang kontribusi dari berbagai lapisan masyarakat yang menikmati industri perfilman tersebut sebagai konten hiburan yang menarik saja, tetapi bagaimana industri ini memiliki potensi yang besar dalam kontribusi meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline