Lihat ke Halaman Asli

Penggunaan Private Jet di Kalangan Pesohor Dunia: Isu Polusi hingga Carbon Offset

Diperbarui: 24 Februari 2024   19:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Could super-rich super-polluters on private jets clean up aviation? (Sumber: unsplash.com/RAMON KAGIE)

Memiliki sebuah barang saat ini menjadi sebuah simbol status sosial di dalam masyarakat. Tidak memiliki suatu barang tertentu juga bisa menjadi sebuah tolak ukur posisi kita di dalam kehidupan bermasyarakat.

Contoh persepsi yang saat ini banyak generasi muda milenial dan Gen Z tau soal posisi status sosialnya dalam pergaulan adalah misalnya dengan memiliki gadget merk ternama seperti Apple hingga menggunakan berbagai macam barang branded dengan merk tertentu.

Definisi status sosial juga akan kembali berbeda tahapan demi tahapannya. Ada yang mengaitkannya dengan istilah old money atau seseorang dengan kekayaan secara turun-temurun dengan ciri khasnya yang sederhana. Dan ada juga new money atau seseorang yang dalam keluarganya menjadi orang pertama yang memiliki kekayaan yang fantastis dengan ciri khas yang glamour.

Hingga kita memasuki tahapan status sosial tertinggi seperti sebutan millionaire hingga billionairer. Di mana orang-orang yang berada di tahapan ini tidak hanya memiliki kekayaan yang fanstatis saja tetapi gaya hidup dan kepemilikan barang-barang yang memiliki nilai yang di luar penalaran orang-orang biasa.

Kita sudah tidak berbicara lagi soal brand mewah yang dikenakannya, seberapa mahal makanan yang dikonsumsinya, atau resort-resort mewah di berbagai belahan dunia mana yang bisa mereka kunjungi dengan mudah,  tetapi sesuatu hal yang tidak banyak orang miliki dan hanya merekalah yang bisa memilikinya.

Memiliki sebuah private jet atau pesawat pribadi saat ini merupakan status tertinggi bagi mereka yang dijuluki sebagai super crazy rich. Hanya segelintir orang-oranng tertentu saja yang bisa membeli pesawat pribadi ini. 

Harga dari private jet di pasaran sendiri berkisar mulai dari US$ 3 juta hingga US$75 miliar dengan biaya maintenance sekitar US$500.000- US$ 1 juta per tahun.

Meskipun begitu, banyak dari mereka yang membeli pesawat pribadi tidak hanya digunakan untuk mempermudahkan perjalanan dan kegiatan bisnis pribadinya saja tetapi mereka dapat membuat pesawat pribadi ini untuk menghasilkan uang karena dapat mereka sewakan dengan harga mulai dari US$2.000 -- US$14.000 per billable flight hour atau berkisar Rp30 juta hingga Rp200 juta-an.

Isu polusi karbon dan pesawat pribadi para pesohor dunia

Dibalik ini semua, banyak orang yang tidak mengetahui bahwa dampak emisi karbon yang dihasilkan oleh sebuah pesawat pribadi terhitung sebagai polusi yang dihasilkan oleh "perseorangan" karena penggunaan pesawat tersebut terhitung sebagai kepentingan pribadi dan bukan kegiatan komersil seperti maskapai penerbangan pada umumnya dengan kepentingan orang banyak.

Menurut data dari Statistical Review of Woeld Energy 2023, total emisi karbon yang dihasilkan dunia pada tahun 2022 berkisar 34 miliar tonCO2e atau rata-rata setiap manusia di dunia ini menghasilkan poulusi emisi karbon sebesar kurang lebih 4 tonCO2e per individu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline