Lihat ke Halaman Asli

Bahagia Itu Simpel, "Tok..Tok..Tok.. Kang, Paket"

Diperbarui: 30 Desember 2020   18:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kurir The flash (diolah pribadi)

Hmmmm...... Minggu  pertama aku merantau ke kota itu kesannya sudah tidak enak untuk dijadikan kenangan. "Hah?? Kok bisa-bisanya hanya masalah sepele seperti itu bisa membuat saya hampir frustasi yah?" ucapku dalam hati. 

Kejadiannya bermula saat abangku menjemput ku dari rumah paman. Aku berencana liburan sebentar kerumah abangku tepatnya didaerah Depok sebelum besoknya aku berangkat ke Bandung untuk kuliah. Setelah dijalan menuju ke Depok, kami memutuskan untuk istirahat untuk makan siang.

Sepuluh menit kemudian, ada seseorang yang datang menghampiri kami memberitahu bahwa kaca mobil telah dibobol oleh maling. Sontak hal itu membuat kami terdiam sejenak. Nasi yang dikunyahpun enggan untuk ditelan karena memang otak ku tiba-tiba beralih seperti terjadi flashback saat aku meninggalkan tas yang isinya adalah pakain, anduk, dompet, sim c, atm, ktp, dan beserta uang ratusan ribu. Baru kali itu juga aku pernah merasakan makanan yang dulunya enak tiba-tiba terasa hambar.

"ahhhh... kek mana ini bang".,,  "Sebentar, aku telepon polisi dulu..." sahut abangku.  Semenjak itu aku merasa kapok untuk meninggalkan barang-barang ku walaupun sebentar saja. Untung juga pada saat itu aku tidak ikut serta membawa ijazah dan sertifikat, bisa ribet urusannya. 

Sebelum aku meninggalkan tas itu, intuisi ku sudah mengarahkan untuk membawa dompet. Benar memang kata orang-orang, ikutilah kata hatimu walaupun kata hati itu bisikannya kecil namun dampaknya sangatlah besar. "sekiranya aku mengikuti kata hatiku" ucapku sambil menghelai nafas.

Akibat dari kemalangan tersebut abangku menyantuni ku, karena dia juga merasa bersalah karena tidak mengingatkanku untuk jangan meninggalkan barang-barang apapun dimobil. "Dek, jangan kau kapok yah.. kau harus tahan mental, karena memang beginilah kehidupan doperkotaan.

Beruntung kita tidak dibegal diperjalan, mungkin dari tadi dia sudah ngikutin kita" kata abangku menasehatiku. Seketika juga aku merinding. Ketika itu juga pernah berpikir untuk balik kampung saja karena tidak tahan jika menghadapi seperti itu. Tanpa sadar aku langsung menampar kedua pipiku " ayolah masa gitu saja kau udah kapok".

Sesampai dirumah, kami berduapun langsung disidang oleh istri abangku. "sudah aku ingatkan kau bang... jangan pernah tinggalkan barang-barang dimobil" suara itupun sontak memenuhi seluruh ruangan, anda tau pastikan gimana kalau orang batak, ngomongnya saja sudah keras apalagi teriak.

Pada saat itu istri abangku juga memberi ku Pelajaran berupa nasehat bahwa hidup diperkotaan itu sangatlah keras. Mau tidak mau aku harus bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan aku berada.

Seminggu setelah kejadian itu akhirnya berbagai kartu seperti sim c, atm, ktp dll dikirimkan orangtua ku melalui JNE setelah diurus kembali. Dari dulu orangtua kalau ngirim paket selalu menggunakan JNE. Pernah saya bertanya "mak, kenapa sih ngirim barang pakai JNE terus?".

Pada saat itu baru aku paham karena JNE belum pernah mengecewakan ibu ku dari dulu. Dimana barang yang dikirim selalu sampai dengan tepat waktu bahkan bisa lebih cepat dari waktu yang telah ditentukan dan juga barang bisa sampai sesuai dengan kondisi sebelum dikirim.  

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline