Dalam ilmu astronomi, diajarkan bahwa "bintang" itu juga hidup. Bintang dikatakan hidup kalau dia bersinar. Namum demikian bintang yang mati tidak langsung hilang sinarnya, tetapi meski sudah mati sinarnya tetap berada untuk beberapa waktu yang cukup lama. Pengetahuan inilah yang membuat seorang anak gadis ( mahasiswi ) mengatakan bahwa bintang meski mati masih tetap ada sinarnya, sedangkan kalau manusia mati maka akan berakhir dan tidak ada yang tertinggal. Namun gadis itu agak tersentak heran waktu teman disampingnya mengatakan : "Bukan begitu, manusia meski sudah mati selama ada orang yang mengenangnya dia tetap tinggal diantara manusia. " Itu adalah kisah awal dari sebuah drama berseri di TV Jepang sudah disiarkan beberapa tahun yang lalu dengan judul "MIOKA". Mioka adalah nama gadis itu, gadis itu menderita sakit otak yang tidak bisa disembuhkan dan diperkirakan dalam beberapa bulan akan meninggal. Oleh karena itu Mioka berpikir bahwa kematian manusia adalah akhir dari semuanya. Kisah nyata yang saya alami memberikan bukti memang benar bahwa orang mati atau meninggal bukanlah akan lenyap tak berbekas. Bahkan orang mati mampu menggerakkan banyak hal . Selama ini konsep mati adalah "tidak bergerak", bergerak sendiri saja tidak bisa apa lagi menggerakan yang lain. Kalau bintang itu disebutkan dengan "sinarnya" dia masih terang, sedangkan manusia dengan apa yang dibuatnya selama hidup akan mampu menggerakan banyak hal meski sudah dikatakan mati. Contoh yang sangat dekat adalah dari kawan Kornel Mandagi Shihombing, salah satu yang meninggal dalam kecelakaan pesawat Shukoi di Gunung Salak. Kepergian Onyek ( demikian panggilan akrab Kornel ), mampu menggerakan bukan saja teman2 dalam lingkup kerjanya, akan tetapi juga menggerakan teman2 semasa sekolahnya. Teman2 yang mengenalnya mencoba menuliskan apa yang dia tahu dan kesannya lewat email. Akibatnya teman2 yang tidak mengenalnya menjadi lebih kenal. Olah raga sehat dan murah adalah jalan dan lari, itulah yang dikatakan Onyek. Teman2 sekolahnya tidak hanya berhenti pada ucapan "duka cita", tetapi mengenang Onyek dengan mengadakan kegiatan jalan atau lari pagi bersama. Istri dan anak2nya tentu tak lepas perhatian dari teman2 Onyek ini. Sejumlah dana berhasil dikumpulkan untuk keluarganya. Teman2 Onyek ini sudah membuat Yayasan ( dimana Onyek dulu juga aktif ), lalu anak2 dari Onyek akan diberikan beasiswa untuk pendidikannya. Sungguh bukti nyata bahwa "orang mati itu tidak semuanya mati". Bagai bintang yang masih bersinar meski sudah dikatakan mati, manusia pun tidak semuanya mati, masih ada "sesuatu yang hidup" dan tinggal. Kembali ke drama MIOKA tadi, akhirnya memang Mioka meninggal karena sakitnya. Sebelum meninggal dan masih bisa berbicara, Mioka merekam pesan kepada temannya. Salah satu pesan yang mendasar dikatakan oleh Mioka adalah : " Saya tahu satu hal tentang Mujijat, yaitu bisa hidup adalah suatu mujijat oleh karena itu selalu bersemangatlah selagi hidup." Banyak film yang dibuat berdasarkan orang yang sudah meninggal, seperti yang sedang diputar di bioskop di Indonesia sekarang yaitu "SOEGIJA". Salam dan selagi kita masih hidup, selalu semangat menjalaninya. Trimakasih untuk teman2 yang telah memberikan inspirasi menuliskan ini yaitu teman2 Onyek. [caption id="attachment_193395" align="aligncenter" width="600" caption="Kegiatan Mengenang Onyek ( Foto : Desra )"][/caption]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H