Lihat ke Halaman Asli

Hb. Sapto Nugroho

Hidup ini adalah Pikink ( Selalu senang dan bersyukur ), sementara tinggal di Tokyo

TV Tidak Lagi Menguntungkan

Diperbarui: 26 Juni 2015   00:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Pengembangan TV dengan layar tipis di Jepang dibuat secara besar  mulai tahun 2005.  Pesawat TV jenis plasma atau exo, dengan  menggunakan technolgi cairan yang disebut LCD ( Liquid Crystal Display) ini,  untuk menyambut dimulainya siaran digital di semua station TV mulai bulan Juli 2011 tahun ini.  Mulai tahun ini semua TV analog sudah tidak bisa lagi menangkap siaran TV. Sekitar tahun 2005 dan 2007,  perhitungan keuntungan pengembangan produksi TV dibuat dengan nilai Dollar Amerika terhadap Yen berkisar 110 sampai 120 ( 1USD = 110 Yen s/d  1USD = 120 Yen ).  Namun dalam kurun waktu 4 tahun harga tukar Yen menguat sampai 40%,  hari ini tercatat harga 1USD sama dengan 78 Yen. Salah satu produsen TV terbesar, Panasonic, mengumumkan menarik dari usah pembuatan TV berlayar tipis ini. Diberitakan bahwa pabrik yang berada di daerah Amagasaki ( dekat kota Osaka ), yang tahun 2009 merupakan produksi terbesar pesawat TV,  berhenti dioperasikan.  Selain itu pabrik lain yang berada di daerah Chiba ( dekat kota Tokyo) , juga akan dijual. Produsen lain yaitu Soney dan Sharp, juga akan meninjau kembali produksi mereka dalam bidang TV.  Bisa dibayangkan dahulu tahun 2007  harga sebuah TV exo 32 inchi berharga 120.000 yen , sekarang dijual sekitar 40.000 yen.  Selain tingginya harga Yen, faktor lain yang cukup mempengaruhi runtuhnya produksi TV di Jepang adalah persaingan dengan produksi dari Korea.  Sony yang dalam 7 tahun terakhir kalah dalam bisnis TV,  mulai tahun 2004 membangun usaha bersama dengan Samsung Electric dari Korea.  Dengan usaha ini Sony mungkin agak tertolong sedikit. Akibat tidak ada keuntungan di sektor TV ini,  Panasonic juga akan mengurangi pegawainya sekitar 10%, dari 380.000 pegawai menjadi sekitar 350.000 pegawai.  Jadi ada sekitar 30.000 pegawai yang kena dampak dari situasi "TV yang tidak lagi menguntungkan". Demikian berita dari Jepang, sumber dari Yomiuri Online ( http://www.yomiuri.co.jp) Catatan Pribadi : Saat ini harga TV berlayar tipis sangat murah karena barang masih ada di pasaran.  Dengan penghentian produksi massal oleh Jepang ini maka bisa jadi nanti harga TV berlayar tipis akan naik harganya. Jadi kalau memang sudah ada rencana mau ganti TV,  jangan tunggu lama lagi. [caption id="attachment_145993" align="aligncenter" width="539" caption="TV berlayar tipis ( sumber : google )"][/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline