Lihat ke Halaman Asli

Hb. Sapto Nugroho

Hidup ini adalah Pikink ( Selalu senang dan bersyukur ), sementara tinggal di Tokyo

dari dan untuk anak

Diperbarui: 26 Juni 2015   04:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Saat masuk di sekolah menengah pertama ( SMP ), semua murid diwajibkan untuk mengikuti satu kegiatan ekstrakurikuler, atau disebut juga "bukatsu".  "Bu" berarti group atau kelompok, dan "katsu" kepedekan dari "katsudo" yang berarti kegiatan.  Jadi "bukatsu" adalah suatu "kegiatan bersama".  Sewaktu di SD tidak ada bukatsu,  sedangkan di SMA murid diharapkan ikut bukatsu tetapi tidak ada keharusan. Dari apa yang saya lihat dan dialami oleh anak saya, rupanya sistem pendidikan dasar  "kegiatan bersama" atau "team work" diajarkan mulai di SMP. Di SMP sistemnya anak wajib ikut suatu kegiatan ekstra bersama selain belajar di kelas.  Kegiatan ekstra ini dilakukan hampir tiap hari setelah pelajaran sekolah.  Ada dua tipe kegiatan yaitu tipe olahraga dan tipe bukan olah raga.  Untuk olah raga ada berbagai jenis : basket, tennis, badminton, sepak bola,  tenis meja, dll.  Untuk tipe bukan olah raga ada : melukis,  karangan bungan, seni patung/keramik, jurnalisme, menyanyi, musik, dll. Sewaktu anak saya minta pendapat ( karena dia bingung mau pilih apa ),  saya dan istri menyarankan ikut yang tipe olah raga, dengan alasan bisa tambah sehat.  Selain itu tinggi badan bisa bertambah dengan cepat.  Anak kami sejak kecil punya penyakit asma dan badannya agak kecil.  Pernah suatu malam nafasnya agak sesak, semua rumah sakit dan klinik terdekat sudah tutup.  Akhirnya kami bawa di pusat kesehatan darurat.  Setelah diperiksa oleh dokter yang jaga malam itu, ternyata kandugnan oksigen anak kami sangat kurang ( hanya 70% ).  Maka langsung di infus oksigen dan malam itu juga disarankan masuk rumah sakit. Kami tidak punya kendaraan, sehingga waktu itu anak saya dan kami berdua ( saya dan istri ), bersama-sama naik ambulance ke rumah sakit.  Pengalaman pertama kali naik ambulance. Anak saya memilih kegiatan tenis ( soft tenis ).  Anak saya mulai dari nol, artinya memang belum pernah sama sekali main tenis.  Di sinilah letak dari "tujuan utama" kegiatan bersama yaitu "interaksi sosial", yaitu anak belajar berkomunikasi dengan lingkungannya.  Dalam group ada teman2 yang sudah lama dan sering kita sebut "senior", kalah di SMP ya mereka kelas 2 dan kelas 3.  Sedangkan yang baru masuk adalah kelas satu, disebut "yunior". Dalam bahasa jepang, senior disebut "sempai" dan yunior disebut "kohai".  Dalam kegiatan group ini secara otomatis terjadi suatu transfer atau pelatihan dari senior ke yunior.  Karena yunior dilatih ama senior, maka yunior sangat hormat dan menghargai senior.  Senior punya kewajiban dan tanggung jawab membimbing yunior yang baru masuk ( aturan ini tidak tertulis, akan tetapi sudah menjadi suatu hal yang otomatis dipunyai).  Yunior punya tanggung jawab dan kewajiban "serius belajar dan latihan". Untuk memberikan semangat belajar tenis, maka sering diadakan pertandingan antar sekolah.  Jadwal pertandingan antar sekolah ( sistem rayon ) ini sudah menjadi acara tetap.  Ini bagus untuk dipakai sebagai uji coba kemampuan dan sejauh mana kemajuan belajar tenisnya.  Pertandingan yang diadakan "bukan" perorangan akan tetapi pertandingan "group".  Jadi ada kemenangan ditentukan oleh semua murid yang ikut dalam pertandingan itu.  Tampak di sini memang group/team yang ditekankan. Pertandingan biasanya dilakukan pada hari minggu.  Siswa yang tidak ikut bertanding ( anak yunior ) pun ikut pergi bersama sebagai supporter sekaligus mempelajari situasi yang ada, karena tahun depannya merekalah yang akan bertanding. Kebetulan di dekat rumah kami ada stadium baseball dimana ada bagian dindingnya yang bisa dipakai untuk latihan memukul bola.  Kalau hari libur, anak kami sering bersama teman satu kelasnya latihan memukul bola disitu.  Kadang2 kami melihat waktu mereka latihan memukul bola ke arah dinding di stadium itu. Kalau saya perhatikan di perusahaan jepang ( hampir semua ), mereka mengadakan rekruitmen mulai bulan Oktober, dan yang diterima mulai bekerja pada tahun berikutnya di bulan April.  Tanggal 1 April adalah hari dimana pegawai baru mulai masuk bekerja. Nah, pada awal kerja inilah suasana sangat mirip dengan apa yang terjadi di SMP itu, beberapa pegawai baru sudah ditentukan siapa yang membimbing mereka.  Jadi dari berbagai pegawai baru mereka bersama-sama "belajar bekerja", ada ikatan belajar dan interaksi antara "senpai" dan "kohai".  Kesalahan yang dilakukan oleh pegawai baru, pertama kali yang ditegur adalah senior yang bertanggung jawab. Tanggal 19 Juni 2011, di jepang dikenal dengan hari bapak atau disebut "otosan no hi" ( di Indonesia ada hari ibu, tapi hari bapak sepertinya belum dibudayakan).  Hari bapak bukan berarti hari libur, sama seperti hari ibu juga.  Pada hari bapak, orang jepang terutama anak dan istri menggunakan hari itu secara khusus untuk mengucap trimakasih ke bapak/suami.  Jadi hari bapak momentnya sama persis dengan hari ibu yang dilakukan pada tanggal 8 Mei 2011. Tanggal hari bapak dan ibu setiap tahunnya berubah, di paskan pada hari minggu, jadi sekitar tanggal2 itu. Waktu hari ibu, biasanya anak/suami memberikan bunga atau kue atau barang lain sebagai tanda terimakasih. Tahn ini, dari istri dan anak pertama saya, saya diberi hadiah kacamata ( kacamata untuk baca, soalnya lensa kacamata yang sekarang sudah tidak pas lagi, sehingga kadang huruf yang kecil sudah tidak terbaca lagi).  Kebetulan tgl 19 Juni, anak kedua saya dari pagi pergi untuk bertanding tennis dengan rekan2 groupnya di SMP.  Setelah pulang dari pertandingan, cukup cerah wajahnya meski tampak capai sekali,  groupnya berhasil menjadi juara ketiga, dan mendapat medali perunggu.  "Ini untuk hadiah bapak", katanya sambil memberikan medalinya. Sebagai tanda terimakasih, maka medali itu saya foto ( karena medali besoknya harus dibawa ke sekolah). Melihat saya mau memfoto medali perunggu, anak saya mengambil satu medali lagi yaitu medali emas sewaktu groupnya berhasil menjuari pertandingan beberapa bulan yang lalu. Rupanya anak saya senang waktu beberapa hari yang lalu saya menuliskan tentang pesta olah raga di sekolahnya ( undokai ) ada disini linknya Undokai Bagi saya "medali" ini bukan hanya berarti medali dari anak, tapi sekaligus "medali" untuk anak yang sudah bisa menang atas dirinya untuk rajin latihan dan olah raga sehingga bisa menang bukan saja di tenis, tapi menang terhadap sakit asma yang dialami waktu kecil. Praktis selama ini asma tidak kambuh, semoga terus demikian.  Demikian cerita "medali dari dan untuk anak". Jadi tulisan juga bisa menjadi hadiah atau medali. [caption id="attachment_117955" align="alignright" width="480" caption="Medali dari dan untuk anak "][/caption]




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline