Julukan sebagai kota wisata dan budaya sudah lama disematkan untuk Jogja. Hal ini sejalan dengan ritme hidup masyarakat Jogja yang senantiasa menjunjung tinggi adat istiadat dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu Jogja juga dikenal sebagai kota yang banyak event, yang melengkapi daya tarik bentang alam yang dimilikinya. Sehingga tidak mengherankan bila Jogja menjadi kota yang banyak dikunjungi wisatawan domestik maupun manca.
Hal tersebut merupakan peluang bagi industri kreatif Jogja untuk berkembang dan maju. Nah, dalam rangka mendukung pertumbuhan UMKM daerah, JNE menggandeng Kompasiana menggelar JNE Kopiwriting di Jogja dengan mengangkat tema Menangkap Peluang Industri Kreatif di Era Digital, yang digelar pada tanggal 2 Oktober 2019 lalu bertempat di Silol Kopi & Eatery. Kegiatan JNE Kopiwritting di Jogja ini merupakan event ke 4, setelah acara yang sama sukses diselenggarakan di Bandung, Padang, Banjarmasin, dan Malang.
Acara yang dibuka langsung oleh Bapak Marsudi selaku Head Office JNE DIY Jateng ini dihadiri oleh para blogger (Kompasianer) dan juga media. Dengan menghadirkan nara sumber yang berkompeten di bidangnya, diantaranya Ibu Lucy Irawati, Kepala Dinas Koperasi & UKM Tenaga Kerja dan Transmigrasi Yogyakarta, Ibu Tunjung Pratiwi salah satu pelaku usaha asal Yogyakarta, pemilik usaha tas kulit merk Abekani, dan Bapak Adi Subagyo, Kepala Cabang JNE Jogja, acara KopiWriting ini berlangsung dengan hangat dan meriah. Nara sumber menyampaikan paparannya secara bergantian.
Ibu Lucy selaku nara sumber pertama mengungkapkan bahwa berdasar pendataan Dinas Koperasi dan UMKM Yogyakarta jumlah UMKM di Yogyakarta menunjukkan angka pertumbuhan yang cukup menggembirakan, yakni mencapai 23.000. Namun dari angka tersebut baru sekitar 3000 UMKM yang memiliki legalitas. Padahal legalitas sangat penting untuk kemajuan usaha, termasuk untuk memperoleh pendampingan teknis dan bantuan modal.
Oleh karena itu Dinas Koperasi terus mendorong UMKM untuk mengurus legalitas usahanya, selain juga terus memberikan pendampingan seperti pelatihan usaha, maupun manajemen kewirausahaan. Karena tantangan terbesar dari UMKM saat ini adalah mudahnya berganti-ganti usaha dan kurangnya inovasi, padahal inovasi penting untuk membuat pelanggan tetap loyal dan tidak jenuh.
Hal ini sejalan dengan apa yang disampaikan ibu Tunjung Pratiwi, owner dari Abekani. Sebuah brand tas lokal yang mampu merebut hati konsumennya dan memiliki konsumen loyal para abekanian.
Berawal dari usaha kerajianan kulit yang dirintis di tahun 2009 dengan bermodal uang 2 juta, ibu Tunjung sukses membesarkan bisnis yang ditekuninya. Menurutnya, strategi pemasaran online dengan cara custom made (pre order) , sangat membantu pengusaha seperti dirinya yang waktu itu memiliki modal yang sangat terbatas. Kebiasaan untuk selalu berkomunikasi dua arah dengan konsumennya inilah yang terus dilakukan hingga sekarang, termasuk ketika akan mengeluarkan produk baru. Abekani selalu membuat prototipe dan melakukan pooling kepada para member abekani yang tergabung di FB Grup. Member-member abekani ini tersebar di seluruh indonesia, bahkan juga manca, seperti Hongkong dan Qatar.
Karena bisnis yang ditekuninya adalah bisnis online (melalui web abekani.com, yang dibuat pada tahun 2012), maka peranan jasa ekspedisi seperti JNE ini sangat besar. Adanya kemudahan dari JNE seperti fasilitas pick up paket sangat membantu karena dapat menghemat dari sisi waktu dan biaya. Dan sampai saat ini 95% pengiriman logistik dari Abekani menggunakan JNE sebagai jasa ekspedisi karena jangkauan JNE yang luas sampai ke pelosok nusantara, dengan tarif yang kompetitif pula.
Menyadari pentingnya UMKM bagi perekonomian nasional, JNE ingin terus berkontribusi mendorong pertumbuhan UMKM dengan memberikan kemudahan dari sisi pengelolaan stok barang (Warehousing) melalui layanan Friendly Logistic, khususnya bagi pelaku UMKM Jogja.
Hal ini diungkapkan oleh Bapak Adi Subagio selaku Kepala Cabang JNE Jogja. Layanan ini akan mempermudah pelaku industri kreatif termasuk usaha mikro kecil dan menengah untuk menjalankan bisnisnya. Karena pengelolaan warehousing oleh friendly logistic dilakukan secara profesional dan terintegrasi langsung dengan layanan pengiriman barang.
Layanan ini pun mampu menyediakan update data jumlah stok barang dan status pengiriman tiap paket secara berkala. Hal ini menjawab persoalan dari para pelaku umkm yang kerap direpotkan dengan proses warehousing, pengaturan stock barang maupun packaging.