Lihat ke Halaman Asli

Sapti Nurul hidayati

Ibu rumah tangga

Berkenalan dengan Sate Ratu, Ratunya Sate dari Kota Jogja

Diperbarui: 28 Februari 2020   23:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sate Ratu (doc. Pri)

Saya meyakini,  makanan dan minuman yang pernah kita nikmati dapat meninggalkan kenangan atau memori. Itulah sebabnya ketika mengunjungi suatu tempat,  saya selalu menyempatkan diri mencicipi hidangan khasnya.

Selain untuk menambah khasanah dan wawasan saya tentang aneka ragam kuliner yang ada, juga untuk meninggalkan jejak memori di dalam ingatan mengenai tempat yang pernah saya datangi.  

Hobi saya memang kulineran.  Rasanya belum sah pergi ke suatu tempat kalau belum mencoba makanan yang menjadi ciri khasnya. Untungnya lidah saya mudah beradaptasi dengan segala rasa. Batasannya cuma tidak dilarang oleh agama, pasti dengan senang hati saya mencobanya. Meskipun orang sering tidak percaya, karena postur tubuh saya yang mungil tidak menggambarkan kalau makan adalah hobi saya.

Jadi saya jarang melewatkan kesempatan mencicipi hidangan yang baru pertama saya jumpa.  Seperti hari Sabtu,  tanggal 11 Agustus 2018 lalu,  bersama dengan teman-teman dari Kompasianer Jogja, kami memperoleh undangan dari Pak Fabian Budi, owner dari Sate Ratuuntuk mencicipi hidangan yang menjadi unggulan di sana.

Tidak cuma itu saja,  kami juga memperoleh previllage untuk mendengarkan kisah Pak Fabian Budi tentang sejarah warungnya. Penasaran juga dengan kisahnya?  Yuk, simak cerita saya...

Dari Angkringan Ratu menjadi Kedai Sate Ratu

Sore itu,  sesuai kesepakatan dengan teman-teman Kompasianer Jogja,  saya meluncur dengan gojek menuju sebuah food court yang ada di bilangan Jalan Magelang Km 6 Jogja. Sebuah plang besar bertuliskan Jogja Paradise Food Court keliatan berdiri megah. Ke sanalah tujuan saya, menuju salah satu tenan bernama Sate Ratu.

Jogja Paradise Food Court (doc. Pri)

Menempati sebuah bangunan sederhana yang terletak di pojok bagian belakang dari Jogja Paradise Food Court.  Kedai Sate Ratu tersebut tampak masih berbenah,  maklum baru mulai tanggal 3 Agustus 2018 kemarin kedai ini pindah dari stand di bagian luar, yang hanya menyediakan 4 meja ke bangunan yang ditempati sekarang yang berukuran lebih besar yang mampu menampung 12 meja.

Bukan tanpa alasan keputusan pindah dilakukan,  tidak lain karena melihat jumlah pengunjung yang kian hari kian bertambah sehingga perlu untuk menyediakan tempat yang lebih luas dan nyaman.

Sate ratu ini memang istimewa. Usaha yang didirikan oleh pasangan suami istri, Fabian Budi dan Maria watampone pada bulan Juli 2015 ini awalnya berkonsep angkringan modern yang diberi nama Angkringan Ratu. 

Pak Fabian Budi tengah mengurai cerita tentang Sate Ratu | dokpri

Nama ratu dipilih karena mengandung unsur tradisional jawa,  namun mempunyai makna kasta tertinggi (premium). Karena memang angkringan ini menawarkan sesuatu yang beda.  Murah,  tapi tidak murahan.  Semua menu yang dijual adalah hasil olahan sendiri, tidak ada yang titipan. Dimana saat itu ada sekitar 21 menu yang ditawarkan di Angkringan Ratu.  
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline