Lihat ke Halaman Asli

Sapti Nurul hidayati

Ibu rumah tangga

Menikmati Menu Tradisional dalam Suasana Kolonial di UMA Dapur Indonesia

Diperbarui: 9 April 2018   15:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

uma dan beberapa menu di sana (doc.pri)

Ada banyak hal yang membuat kita jatuh hati pada suatu tempat. Salah satunya adalah karena kelezatan kulinernya. Makanan memang bisa menimbulkan kesan mendalam pada diri kita. Bahkan karena makanan kenangan tentang kampung halaman pun bisa muncul tiba-tiba.

Kuliner Indonesia sangat beragam, dimana masing-masing daerah punya kekhasan. Bagi saya pribadi itu sering memunculkan rasa penasaran. Sayang karena keterbatasan ruang dan juga waktu, keinginan untuk menikmati ragam kuliner daerah langsung dari tempat asal belum bisa terwujudkan.

Untungnya, saya tinggal di Jogja. Yang karena predikatnya sebagai kota pelajar menjadikannya seperti miniaturnya Indonesia. Sehingga aneka makanan dari berbagai wilayah di Indonesia dapat dijumpai dengan mudah. Jadi, meskipun saya belum pernah ke Padang atau Palembang, tetapi saya sudah merasakan enaknya rendang dan nagihnya pempek palembang.

***

Bisnis kuliner di Jogja memang sedang marak-maraknya. Terlebih Jogja masuk dalam 10 besar destinasi wisata di Indonesia. Sehingga persaingan di bisnis kuliner cukup ketat. Untuk dapat bertahan, selain menawarkan view yang berbeda, kualitas masakan pun harus dijaga. 

Tentang UMA Dapur Indonesia

Adalah UMA Dapur Indonesia, salah satu tempat makan yang menurut saya patut untuk dicoba. Berlokasi di Jl Trimargo Kulon 11 Wolter Monginsidi Yogyakarta. Letaknya tidak terlalu jauh dari pusat kota. Hari Jumat lalu saya dan beberapa teman berkesempatan untuk mengunjunginya, bersantap malam di sana.

Menempati bangunan lama yang dibangun kisaran tahun 1938-an, UMA Dapur Indonesia menawarkan sesuatu  yang berbeda. Meskipun bangunan yang ada bernuansa kolonial, namun menu yang ditawarkan adalah menu tradisional Indonesia. 

Kebetulan kami berkesempatan bertemu dengan Pak Tulus dan Bu Puspaningrum, Manajer Outlet dan Manajer Marketing  dari UMA. Kepada kami, keduanya banyak bercerita, tentang sejarah berdirinya UMA berikut menu-menu yang ada di sana. Nama UMA sendiri berasal dari bahasa sansekerta yang memiliki arti "Wah" atau mewah. 

Jadi UMA Dapur Indonesia memiliki makna dapur masakan Indonesia yang "wah" atau istimewa. Sesuai dengan namanya, menu yang ditawarkan di UMA merupakan menu tradisional yang ada di nusantara. UMA sendiri baru dibuka tanggal 20 Mei 2017 lalu.

bincang-bincang k-jog dengan Pak Tulus dan Bu Puspa (doc. yulia)

Bangunan yang ditempati merupakan bangunan cagar budaya, sehingga tidak boleh dilakukan perubahan di sana. Konon ceritanya, dahulu kalau sedang berada di Jogja, Presiden Soekarno sering menginap di sana. 
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline