Insya Allah, jika tulisan pendek ini sungguh dibaca dan dicerna, konflik KPK vs Polri gak perlu diteruskan.Indonesia akan aman dan bebas dari korupsi.
Silahkan mengatakan apapun, tapi jangan pernah mengatakan Indonesia seperti ayam goreng yang tidak pernah sekolah atau seperti rakyat yang gak jelas.Ayam memang gak mungkin jadi polisi atau terobsesi jadi Kapolri,Ketua Parpol, Wapres atau Presiden. Jadi Lurah atau modin di desa saja gak mungkin.Maling ayampun tahu hal ini. Namun sekotor-kotornya kotoran ayam masih lebih baik daripada kotoran koruptor, yang suka mempermainkan ayat-ayat hukum atau prosedur hukum dan jadi legalistik.Karena ayam tidak pernah korupsi, meski ayam tak mengerti bahasa hukum, apalagi tampil di ILC TV One.Tapi ayam tetap lebih baik daripada koruptor.
Coba renungkan lagi koruptor,ayam saja rela mati untuk manusia.Tiap hari satu juta ekor ayam potong, dikonsumsi warga Jakarta , setengah juta ekor ayam dimakan warga Surabaya serta jutaan lainnya dimakan di berbagai kawasan lain di Tanah Air. Ayam sungguh menghidupi Indonesia.Sedangkan koruptor terus menggerogoti negri ini.Setelah digerogoti, Indonesia akan jadi busuk.Ini cocok dengan asal kata korupsi yang diambil dari bahasa Latin corrumpere, yang maknanya membusukkan.
Para koruptor, hidupmu sungguh lebih rendah daripada kotoran ayam.Karena kotoran ayam bisa menyuburkan tanaman, sementara kelakuanmu membuat banyak anak negri ini, khususnya anak miskin terus menderita gizi buruk, tak bisa sekolah apalagi kuliah.Maka disarankan, jangan korupsi lagi.Uang yang sudah terlanjur dikorupsi, tolong dikembalikan ke negara. Atau bisa juga dibelikan ayam kampung, lalu bagilah ayam itu ke kampung-kampung di negri ini. Ini jauh lebih berguna daripada uangnya dimakan sendiri.
Tulisan ini bukanlah pesanan atau iklan dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Tapi ada baiknya KPK,lembaga-lembaga tinggi negara seperti DPR, MK, MA, Kejaksaan, Kepolisian dan departemen-departemen, memelihara ayam yang boleh digemukkan daripada memelihara koruptor yang rekeningnya gendut dan egois sekali (Tulisan ini repro dan update tulisan Ayam Lebih Baik daripada Koruptor, Kompasiana 17 Juni 2011)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H