Lihat ke Halaman Asli

Sapta Arif

Penulis

Puisi | Tiga Ketukan sebelum Tengah Malam

Diperbarui: 4 Maret 2018   22:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

/1/

Setumpuk berkas lusuh berserak di meja redaktur.

Dua kantung mata menyereringai memaki si tambun, sebelum tengah malam

:mereka minta dituntaskan.

Secangkir kopi, komputer yang menyala, berita radio dan televisi.

Mereka bersepakat: gadis kecil yang dipasung di rumah itu, bukanlah tersangka utama.

/2/

Kematian (memang) harus dirayakan, sama halnya dengan kelahiran.

Ia meyukai pesta dan perayaan, namun tidak menyukai keramaian.

Keramaian tak ubahnya sebuah pisau bermata dua.

Ia tajam di mata pertama, lalu tumpul di mata lainnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline