Lihat ke Halaman Asli

Sapna Tanjung

Mahasiswa

Perkembangan Berpikir Kritis Anak Usia Dini

Diperbarui: 8 Juni 2023   10:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

PERKEMBANGAN BERPIKIR KRITIS PADA ANAK USIA DINI

Berpikir adalah termasuk tingkat hidup kejiwaan taraf tinggi, sebab terjadinya proses berpikir karena adanya kesadaran dalam diri manusia. Berpikir adalah merupakan suatu kemampuan kejiwaan yang di miliki manusia dan merupakan kelebihan manusia dari makhluk makhluk lainnya. 

Tujuan berpikir ialah memecahkan atau menyelesaikan masalah atau persoalan tersebut. Jadi dapat di simpulkan bahwa berpikir adalah gejala jiwa yang dapat menetapkan hubungan- hubungan antara pengetahuan- pengetahuan yang di miliki seseorang.

Berpikir kritis dan hanya berpikir sangat berbeda karena pemikiran kritis ini adalah konsep yang secara sistematis sesuai dengan ide jika Saya pikir itu pemikiran yang normal. Berpikir tidak membutuhkan banyak aktivitas kognitif, seperti menganalisis,berpikir secara sistematis, memeriksa atau Penilaian jika berpikir kritis, gunakan sistem operasi yang lebih kognitif kaku dan besar. Oleh karena itu, keterampilan berpikir kritis menjadi penting dikembangkan pada anak usia dini.

Ada beberapa yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritis anak,yaitu:

1.Bertanya (question)

Bertanya merupakan kebiasaan yang harus lebih dibiasakan dan dikembangkan dalam proses pembelajaran. Karena berfikir kritis adalah mengidentifikasi dan mengarahkan percakapan dengan terus mengajukan pertanyaan. 

2.Sudut Pandang (Point of View)

Anak anak diajarkan untuk mengembangankan sudut pandang dan membentuk pendapat anak-anak mereka sendiri. Maka untuk mengembangkan perspektif sudut pandang anak, mereka harus belajar mengevaluasi suatu isu kemudian mempertahankan opini atau pendapatnya.

3.Rasional/Being Rational

Kenali anak-anak untuk membenarkan sudut pandang anak. Anak-anak juga diajarkan untuk menerima perspektif yang berbeda dari orang lain dengan pengalaman dan latar belakang yang berbeda. Mendukung pendapat tidak hanya membentuk pembenaran tetapi juga bukti logis dan factual.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline