Lihat ke Halaman Asli

hns_3

Belajar

Manusia Bisa Berapa Kali Terkena Demam Berdarah Dengue (DBD)?

Diperbarui: 19 Mei 2023   05:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

By : Pixabay

Manusia Terkena Demam Berdarah Dengue (DBD) Disa Berapa Kali ?

Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan bentuk yang lebih parah dari infeksi virus dengue. Salah satu penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti yang terinfeksi.

Berikut adalah beberapa ciri-ciri Demam Berdarah Dengue (DBD):

  • Demam tinggi: DBD ditandai dengan demam tinggi mendadak yang biasanya berlangsung selama 2-7 hari. Suhu tubuh dapat mencapai 39-40 derajat Celsius.
  • Nyeri otot dan sendi: Penderita DBD sering mengalami nyeri otot dan sendi yang parah. Rasa nyeri ini seringkali disebut "nyeri belakang mata" yang intensitasnya meningkat saat memutar mata.
  • Sakit kepala yang parah: Sakit kepala yang terjadi pada DBD seringkali sangat hebat dan bisa menjadi tanda peringatan penting.
  • Ruam kulit: Beberapa pasien DBD mengalami ruam kulit yang umumnya muncul setelah beberapa hari demam. Ruam tersebut sering terlihat seperti bintik-bintik merah yang mirip dengan gigitan nyamuk.
  • Perdarahan: Salah satu ciri khas DBD adalah kemungkinan terjadinya perdarahan. Ini bisa berupa perdarahan gusi, mimisan, memar atau bintik-bintik merah pada kulit, tinja berdarah, atau muntah darah.
  • Gejala gastrointestinal: Beberapa pasien DBD dapat mengalami mual, muntah, dan diare.
  • Pembengkakan dan nyeri perut: Pada kasus yang parah, pasien DBD bisa mengalami pembengkakan pada perut akibat pembesaran hati.

Berikut adalah beberapa tips untuk terhindar dari Demam Berdarah Dengue (DBD):

  • Hapus tempat perindukan nyamuk: Pastikan tidak ada tempat tergenang air di sekitar rumah Anda. Bersihkan dan tutup semua tempat penampungan air seperti bak mandi, gentong, dan pot bunga yang dapat menjadi tempat berkembang biak bagi nyamuk Aedes aegypti.
  • Gunakan kelambu atau jaring anti-nyamuk: Gunakan kelambu saat tidur, terutama pada siang hari ketika nyamuk Aedes aegypti lebih aktif. Pastikan kelambu
  • tersebut tidak memiliki lubang agar nyamuk tidak bisa masuk.
  • Pakai pakaian yang melindungi: Gunakan pakaian dengan lengan panjang, celana panjang, dan kaos kaki untuk melindungi tubuh dari gigitan nyamuk. Pilih pakaian yang terbuat dari bahan yang agak tebal dan berwarna terang, karena nyamuk cenderung lebih tertarik pada warna gelap.
  • Gunakan repellent atau obat anti-nyamuk: Oleskan repellent atau obat anti-nyamuk yang mengandung DEET, icaridin, atau minyak lemon eucalyptus pada kulit yang terbuka. Ikuti petunjuk penggunaan dengan teliti.
  • Perhatikan kebersihan lingkungan: Jaga kebersihan lingkungan sekitar rumah Anda dengan rajin membersihkan daun kering, potongan rumput, dan sampah yang dapat menjadi tempat persembunyian nyamuk.
  • Hindari aktivitas di tempat yang terinfestasi nyamuk: Jika Anda tinggal di daerah yang dilaporkan terdapat kasus DBD, hindari aktivitas di tempat yang memiliki populasi nyamuk yang tinggi, terutama saat waktu yang nyamuk paling aktif seperti pagi dan sore hari.
  • Dukungan komunitas: Ajak masyarakat sekitar untuk bekerja sama dalam upaya pencegahan DBD, seperti membersihkan lingkungan bersama-sama dan mengadakan kegiatan pengendalian vektor nyamuk.

Selalu ingat untuk mengikuti petunjuk dari otoritas kesehatan setempat mengenai langkah-langkah pencegahan DBD, karena setiap daerah dapat memiliki kondisi dan ancaman yang berbeda. tidak semua pasien DBD mengalami semua gejala ini, dan gejala dapat berariasi dari satu ini.

 Seseorang bisa terkena penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) lebih dari satu kali sepanjang hidupnya. Secara teoritis, seseorang dapat terinfeksi oleh empat jenis virus dengue yang berbeda: DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4. Setelah seseorang sembuh dari infeksi virus dengue, ia akan mengembangkan kekebalan terhadap jenis virus dengue yang menginfeksinya. Namun, kekebalan tersebut hanya melindungi terhadap jenis virus yang sama, sehingga seseorang masih berisiko terkena infeksi oleh jenis virus dengue lainnya.

Namun, perlu dicatat bahwa risiko infeksi DBD yang berulang bergantung pada faktor-faktor tertentu, seperti kekebalan individu, jenis virus yang beredar di lingkungan sekitar, dan jenis nyamuk yang bertindak sebagai vektor penularan. Meskipun kemungkinannya ada, kejadian infeksi DBD yang berulang biasanya jarang terjadi.dividu ke individu lainnya. Jika Anda mencurigai adanya DBD, penting untuk segera mencari perawatan medis dan mendapatkan diagnosis yang tepat dari profesional kesehatan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline