Lihat ke Halaman Asli

Ahmad Sanzali

Mahasiswa

Inovasi Refry Soap Mahasiswa GIAT 9 UNNES Desa Tanjung Karang dalam Mengolah Minyak Jelantah

Diperbarui: 23 Juli 2024   21:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi unnes giat desa tanjung karang

Kudus 23 juli

Limbah minyak jelantah yang kerap kali dibuang seenaknya menjadi momok bagi lingkungan di masyarakat. Sadar akan bahaya pencemaran ini, segenap Mahasiswa dari berbagai universitas di Indonesia pun berinovasi guna mengolah minyak goreng jelantah menjadi sesuatu hal yang lebih ramah lingkungan.

Salah satu contohnya adalah Mahasiswa/i GIAT 9 di Desa Tanjungkarang dari Universitas Negeri Semarang (UNNES) yang memanfaatkan limbah rumah tangga berupa minyak jelantah diolah menjadi sabun cuci piring. Inovasi ini bukan hanya mampu menyelesaikan masalah limbah minyak goreng jelantah, tetapi juga dapat menghasilkan produk yang lebih ramah lingkungan serta bermanfaat bagi masyarakat di Desa Tanjungkarang, khususnya di RT 04/ RW 07.

Demonstrasi pengolahan minyak goreng jelantah menjadi sabun cuci piring yang dilaksanakan oleh Mahasiswa GIAT 9 UNNES Desa Tanjungkarang berlangsung dalam forum Arisan Ibu-Ibu PKK di RT 04/ RW 07 pada tanggal 21 Juli 2024 di RW 07 Desa Tanjungkarang. Dalam forum tersebut, nampak antusias dari segenap Ibu-Ibu PKK RT 04 / RW 07. Hal ini terlihat dari respon positif yang diberikan.

"Sosialisasi Pengolahan Minyak Goreng Jelantah menjadi Sabun Cuci Piring dari Mahasiswa/i merupakan sebuah inovasi yang bagus dikarenakan mampu menjadikan sebuah limbah menjadi hal yang lebih bermanfaat." Ujar Bu Edi, salah satu anggota Ibu-ibu PKK di Desa Tanjungkarang.

Proses pembuatan sabun cuci piring dari minyak jelantah tergolong mudah dan tidak membutuhkan bahan kimia yang berbahaya. Minyak jelantah terlebih dahulu disaring dan dimurnikan untuk menghilangkan kotoran dan senyawa berbahaya. Selanjutnya, minyak jelantah dicampur dengan beberapa bahan lainnya meliputi, KOH, Kulit Pisang/ Arang, Pewangi dengan aroma Jeruk Nipis, Serai, Kunyit, atau Daun Pandan.

Sabun cuci piring yang dihasilkan dari minyak jelantah ini memiliki daya cuci yang tidak kalah dengan sabun cuci piring komersial. Selain itu, sabun ini juga lebih ramah lingkungan dikarenakan tidak mengandung bahan kimia yang berbahaya dan tidak mencemari air.

"Sangat mengapresiasi bahwa adanya Sosialisasi Pengolahan Minyak Goreng Jelantah menjadi Sabun Cuci Piring dari Mahasiswa/wi benar-benar bagus karena sebelumnya beliau belum pernah terpikirkan adanya inovasi tersebut." Ujar pula Bu Nunuk, salah satu anggota Arisan Ibu-ibu PKK.

Dokumentasi giat 9 desa tanjung karang

Inovasi mahasiswa dalam mengolah minyak goreng jelantah menjadi sabun cuci piring ini benar-benar mendapat antusias dan apresiasi dari Ibu-ibu PKK. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa memiliki potensi besar untuk berkontribusi dalam menyelesaikan masalah lingkungan dan menciptakan produk yang bermanfaat bagi masyarakat yaitu salah satunya Mengurangi Pencemaran Lingkungan dan Menciptakan Produk yang Ramah Lingkungan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline