Banyak orang yang merokok karena menganggap dengan merokok dapat membuat sensasi rasa senang, menghilangkan rasa penat dan bisa menenangkan pikiran. Rokok terbuat dari tembakau yang dibalut berbentuk silinder berukuran panjang, di dalamnya mengandung nikotin yang berbahaya untuk kesehatan manusia. Rokok dibakar pada satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup melalui mulut seseorang pada ujung yang tidak dibakar.
Biasanya rokok dijual dalam bungkusan berbentuk kotak atau kemasan kertas yang dapat dimasukkan dengan mudah ke dalam kantong. Bungkusan tersebut juga umumnya disertai pesan kesehatan yang memperingatkan perokok akan bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan dari merokok itu sendiri, misalnya kanker paru-paru, pembuluh darah menjadi kaku dan menyempit, sakit jantung koroner, stroke dan lain-lain. Walaupun pada kenyataannya itu hanya sebagai hiasan semata, jarang sekali dipatuhi oleh para perokok.
Semakin banyaknya produksi rokok menjadikan rokok lebih mudah untuk didapatkan. Kebiasaan merokok sudah dilakukan oleh semua kalangan masyarakat kita dari usia anak-anak sampai usia tua. Kebiasaan orang tua yang merokok akan mempengaruhi gaya hidup anak-anaknya kelak. Berawal dari rasa penasaran, kemudian mencoba melakukan, akhirnya menjadi ketagihan. Ironis sekali kalau kebiasaan ini dilakukan oleh seorang ibu, yang akhirnya diikuti oleh putrinya. Merokok lebih banyak yang ruginya dari pada manfaat atau faedahnya. Semakin banyak orang yang merokok disekitar kita maka perokok pasif juga semakin bertambah pula jumlahnya.
Kemungkinan orang yang merokok diawali dengan rasa ingin tahu atau coba-coba. Setelah kita mulai beranjak remaja, rasa ingin tahu menjadi sangat besar, akan tetapi rasa ingin tahu ini dapat menyimpang sehingga orang tersebut ingin mengetahui rasanya rokok. Ada juga yang dipaksa oleh temannya. Biasanya seseorang yang belum merokok selalu dipaksa temannya, jika dia tidak ikut merokok maka banyak orang yang akan menjauhinya. Karena merasa takut kehilangan teman, akhirnya dia pun ikut merokok.
Bisa juga terpengaruh dari pergaulan teman-temannya yang merokok. Oleh karena itu, berhati-hatilah memilih teman karena teman merupakan satu faktor penting dalam menumbuhkan kepribadian kita. Dari segi keluarga yang orangtuanya merokok anak tersebut juga bisa mengikuti kebiasaan orangtuanya. Kebiasaan ini bisa terjadi juga pada halnya kaum perempuan.
Merokok mengakibatkan perokok menjadi kecanduan. Sebagian orang menganggap dengan merokok bisa meningkatkan konsentrasi, itu hanya sugesti saja. Kebanyakan orang yang tidak merokok pun dapat berkonsentrasi lebih baik dari pada yang merokok. Dilihat dari sisi ekonomi akan lebih hemat, anggaran untuk merokok bisa dialihkan untuk yang lain. Dengan kecanduan terhadap rokok bisa menjadikan boros dalam uang.
Semua orang tau bahwa merokok juga akan merusak kesehatan. Dampak rokok bagi kesehatan memang sudah dicantumkan dalam bungkus rokok yang dijual dipasaran. Bahaya rokok untuk kesehatan bisa menyebabkan penyakit jantung karena jantung harus bekerja lebih keras dan tekanan ekstra dapat menyebabkan angina atau nyeri dada. Jika satu arteri atau lebih menjadi benar-benar terblokir, serangan jantung bisa terjadi. Gangguan pernafasan yang bisa menyebabkan bronkitis, pneumonia, emfisema dan kanker paru-paru. Penyakit mulut yang menyebabkan kanker mulut, kanker leher, penyakit gigi.
Merokok juga berakibat buruk terhadap kesehatan reproduksi dan janin dalam kandungan dan kehamilan, termasuk kemandulan, keguguran, kematian janin, bayi lahir berberat badan rendah, dan sindrom kematian mendadak bayi. Akan tetapi, walaupun bahaya rokok serta zat yang terkandung didalamnya sudah tertulis dibungkus, masih banyak masyarakat Indonesia sekarang yang merokok aktif. Bahkan makin bertambah pula jumlahnya. Hal itu terjadi tidak hanya di Indonesia saja, bahkan di dunia.
Cara agar kita bisa menghindari rokok yaitu hal yang utama adalah dengan niat untuk berhenti merokok, mengurangi jumlah rokok yang dihisap sedikit demi sedikit, memilih teman bergaul yang baik dan hindari pergaulan yang menjerumuskan kedalam hal-hal negatif, hindari juga kebiasaan yang memicu untuk merokok, seperti stress, banyak pikiran, untuk itu dapat juga mengganti kebiasaan merokok dengan kebiasaan yang lain tetapi kebiasaan tersebut yang bersifat positif, memanfaatkan waktu luang untuk kegiatan yang positif, dan memahami akan bahaya merokok, pikirkan juga kesehatan diri sendiri dan juga kesehatan orang di sekitar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H