Jakarta 01 Juli -- "Pemilihan orang nomor satu ditiap tiap daerah pada bulan November 2024 mendatang adalah sebuah kontestasi komitmen, gagasan serta program untuk membangun daerah secara rasional dan empatik," dan bukanlah hanya sebatas perlombaan menebar gambar pada baliho yang di sebar pada berbagai sudut kota kota pada daerah daerah di republik ini, senyuman seorang politisi yang tengah berebut tiket bagaikan akan memasuki sebuah wahana permainan tutur Edwin Indardy, Senin (01/07/2024).
Oleh karena itu, setiap jengkal ruang publik yang seharusnya diwarnai dengan dialektika kolaboratif dalam melayani seluruh warga masyarakat tanpa terkecuali dalam merealisasikan jutaan ide, gagasan serta harapan masyarakat pada daerah tersebut.
"Idealnya para kandidat mulai membicarakan visi, gagasan dan program dalam suatu ruang publik terbuka dalam bentuk dialog interactive. agar masyarakat dapat mengetahui cara berpikir dan kapasitas para bacalon," imbuhnya.
Berdasarkan pengamatan, saat ini sangat banyak Baliho bergambar Balon Wali Kota di seluruh daerah yang berpose dengan gagah, yang dengan tak kenal lelah menebar senyum lebar kepada warga yang hilir mudik tiap harinya.
banner dan baligho yang tersebar di seluruh daerah itu terlihat kontras dengan desain mencolok bergambar sosok diri Balon yang dilengkapi ungkapan kata serta kalimat kalimat janji janji politik semenarik mungkin agar mendapat perhatian dari masyarakat.
ada kemungkinan, masih banyak Balon-balon lainnya yang masih akan terus bermunculan bak cendawan di musim hujan, menebar pesona mengemis dukungan agar dapat menjadi pilihan masyarakat dalam kontestasi Pilkada, yang hanya dengan bermodalkan ambisi pribadi untuk mendapatkan kekuasaan dan tanpa mengukur kemampuan, kesiapan serta kapasitas dirinya.
Sekjen dpp laskar Betawi juga menghimbau pada seluruh bacalon pada semua daerah agar tidak mengedepankan ambisi pribadi hanya sekedar untuk meraih kekuasaan di wilayahnya, akan tetapi harus dapat juga mengukur diri (kapasitas, totalitas, loyaitas) serta kedepankan dan fokuskan diri pada pelayanan serta pengabdian untuk masyarakat untuk dapat membangun daerah nya agar lebih baik lagi di masa depan, dan tidak jadikan ajang kontestasi pilkada menjadi ajang coba coba.
Ajang Pilkada merupakan agenda sakral yang mana, siapapun nanti yang akan terpilih dan di pilih oleh masyarakat, harus dapat memikul amanah serta tanggung jawab yang besar untuk memajukan daerahnya serta kemampuannya dalam mengatasi berbagai permasalahan yang ada pada masyarakat daerah tersebut.